Kaidah Penulisan Kata Serapan yang Benar Penting Dipahami

admin

Kaidah Penulisan Kata Serapan yang Benar Penting Dipahami

Sangat penting memahami kaidah penulisan kata serapan yang benar. Apalagi bila penggunaan kalimat tersebut untuk memenuhi kebutuhan pemasaran. Penulisan setiap kata harus sesuai dengan KBBI dan PUEBI, termasuk yang jenisnya serapan.

Terkadang pebisnis hanya memakai istilah yang kerap didengar. Tapi, kurang memperhatikan penulisannya sudah termasuk baku atau belum. Kesalahan seperti ini akan menyebabkan para pembaca terbiasa menggunakan istilah yang salah dalam kehidupan sehari-hari secara berulang.

Hal seperti ini ketika dibiarkan akan menjadi kebiasaan. Akhirnya, membenarkan pemakaian istilah yang tidak sesuai kaidah kebahasaan. Agar penulisan serapannya benar, ketahui kaidahnya sebagaimana akan dibahas pada uraian berikut.

Pembahasan tentang Kata Serapan Secara Singkat

Ketika penulisan kalimat pemasaran yang mengandung kata serapan tepat sesuai kaidahnya, akan lebih menarik perhatian para calon pembeli. Inilah yang membuat digital marketing agency Jakarta biasanya mengutamakan penulisan sesuai KBBI dan PUEBI.

Sebenarnya penulisan yang tepat bukan hanya penting diterapkan pada lingkup pemasaran saja. Tapi, juga bidang lainnya, seperti penulisan laporan penelitian. Termasuk jasa SEO juga sangat memperhitungkan kaidah ini dalam membuat setiap kontennya.

Sebelum membahas kaidah, akan diterangkan secara singkat tentang pengertian kata serapan terlebih dahulu. Pengertiannya adalah kata yang diserap dari bahasa lain dengan dasar kaidah bahasa penerimanya.

Setiap tokoh memiliki definisi berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Salah satunya tokoh Sompi mendefinisikannya sebagai kata yang asalnya dari bahasa asing atau daerah, kemudian dipakai dalam bahasa asli.

Tokoh lain yang mengungkapkan definisi mengenai hal ini adalah Hocket, Rohbiah, Firdaus dan Junanah. Kaidah penulisan kata serapan harus digunakan bila ingin menyusun kalimat berjenis baku. Penyerapan ini berfungsi memperkaya kosa kata bahasa Indonesia.

Baca juga: 8 Kaidah Penulisan SEO yang Baik dan Benar

Jenis Kata Serapan Berdasarkan Proses Penyerapannya

Di dalam bahasa Indonesia, jenis kata serapan berdasarkan proses penyerapannya terbagi menjadi empat jenis. Diantaranya adaptasi, adopsi, kreasi dan terjemahan. Supaya lebih paham perbedaan ke empat jenis ini, Anda dapat menyimak pembahasan lebih lengkap berikut.

1. Adaptasi

Jenis pertama adalah adaptasi, merupakan proses penyerapan kosa kata asing ke dalam bahasa Indonesia. Nantinya perubahan tersebut menyesuaikan dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia.

Perubahannya bukan hanya dari segi ejaan saja, tapi juga penulisan dan pelafalan. Beberapa contoh jenis adaptasi ini yaitu aktor (Inggrisnya actor), baca (Sanskertanya vaca) dan dosen (Belandanya docent).

2. Adopsi

Jenis kedua yaitu adopsi, merupakan penyerapan kosa kata asing ke dalam bahasa Indonesia, tapi tidak mengubah penulisan, pelafalan serta ejaannya. Beberapa contohnya data (Inggris), angka (Sanskerta) dan rekening (Belanda).

3. Kreasi

Jenis satu ini merupakan penyerapan kosa kata dengan cara kreasi. Hampir mirip dengan jenis terjemahan. Perbedaannya, pada kreasi tidak ada tuntutan dari segi bentuk untuk harus sama dengan kata asalnya.

Jadi, bila jumlah asalnya satu, hasil serapannya bisa berjumlah dua. Beberapa contoh jenis ini yaitu luring atau luar jaringan (Inggrisnya offline), daring atau dalam jaringan (Inggrisnya online) dan berhasil guna (Inggrisnya effective).

4. Terjemahan

Jenis keempat adalah terjemahan yang memiliki kaidah penulisan kata serapan berbeda dari varian sebelumnya. Jenis ini merupakan proses penyerapan kosa kata asing melalui pengambilan konsep dasar bahasa aslinya.

Setelah itu diartikan ke dalam bahasa Indonesia. Istilah lain dari jenis ini adalah pungutan. Beberapa contohnya suku cadang (Inggrisnya spare part), uji coba (Inggrisnya try out) dan unduh (Inggrisnya download).

Baca juga: SEO Friendly: Cara Mendapatkan Peringkat Tinggi di Google

Kaidah Penulisan Kata Serapan Beserta Beberapa Contohnya

Dalam bahasa Indonesia, unsur serapan berdasarkan taraf integrasinya terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama yaitu unsur asing belum terserap dalam bahasa Indonesia secara sepenuhnya.

Artinya, unsur asing tersebut masih mengikuti cara asing dari segi penulisan serta pengucapannya. Kelompok kedua yaitu unsur asing yang pengucapan sekaligus penulisannya menyesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Pada kelompok kedua ini, penyerapannya diusahakan supaya pengubahan ejaan seperlunya. Jadi, bentuk bahasa Indonesianya masih bisa dibandingkan bentuk asalnya. Dalam bahasa Indonesia, inilah beberapa kaidah ejaan unsur serapan beserta contohnya:

1. Arab

Pada serapan berbahasa Arab, terdapat beragam contoh dengan ejaan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Misalnya, perubahan dari huruf qaf menjadi k bisa ditemukan pada aqiqah = akikah dan maqam = makam.

Ada lagi perubahan dari gain menjadi g, contohnya maghrib = maghrib dan ga’ib = gaib. Contoh perubahan huruf wau tetap menjadi w ada pada taqwa = takwa dan jadwal = jadwal.

2. Inggris

Selanjutnya adalah kaidah penulisan kata serapan ejaan pada bahasa Inggris. Contoh ejaannya pada penulisan ph yang berubah menjadi f, seperti phase = fase. Ejaan oo berubah menjadi u, seperti proof = pruf dan cartoon = kartun.

Huruf q menjadi k bisa ditemukan pada equator = ekuator dan aquarium = akuarium. Huruf cc yang ada di depan huruf e berubah menjadi ks, contohnya accent = aksen. Atau cc di depan huruf i berubah menjadi ks, seperti pada vaccine = vaksin.

3. Belanda

Contoh ejaan serapan dari bahasa Belanda yaitu perubahan dari aa menjadi a, seperti paal = pal dan octaaf = octaf. Ada lagi oo menjadi huruf o, contohnya komfoor = kompor dan provoost = provos. Huruf ee menjadi e, contohnya systeem = sistem.

4. Yunani

Terakhir ada ejaan berbahasa Yunani. Salah satu contohnya adalah perubahan dari huruf oe menjadi e. Contoh seperti ini bisa Anda temukan pada oenologi = enologi, foetus = fetus dan ostrogen = estrogen.

Beberapa Asal Kata Serapan dan Contohnya

Ketika membahas tentang kaidah penulisan kata serapan dalam bahasa Indonesia, asalnya bisa dari bahasa daerah tertentu maupun bahasa asing. Berikut akan diuraikan beberapa contoh serapan dari kedua asal ini:

1. Jawa

Terdapat berapa kosa kata berbahasa Jawa yang dipakai dalam bahasa Indonesia. Contohnya rampung = selesai, gosong = hangus, gampang = mudah, warsa = tahun, gede = besar, anyar = baru dan pesek = hidung pipih.

2. Arab

Kosa kata serapan berikutnya adalah berbahasa Arab. Beberapa contohnya rezqi = rejeki, ufuq = ufuk, sobuun = sabun, jumuah = jumat, qiyamat = kiamat, wajh = wajah dan ghaira = gairah.

3. Sanskerta

Bahasa Sanskerta bisa masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui dua metode, yaitu langsung dan tidak langsung. Maksud dari tidak langsung yaitu Sanskerta masuk lebih dulu ke dalam Jawa Kuno. Contohnya, artha = uang, gambhira = gembira dan eka = satu.

4. Inggris

Ada banyak contoh kata serapan yang asalnya dari bahasa Inggris. Beberapa diantaranya ballpoint = pulpen, access = akses, campus = kampus, detergent = detergen, coffee = kopi, juice = jus dan career = karier.

5. Belanda

Terakhir adalah istilah serapan berbahasa Belanda. Contoh serapan berbahasa Belanda diantaranya horloge = arloji, bougie = busi, kantoor = kantor, apotheek = apotek, gage = gaji, emmer = ember dan klerk = klerek.

Mengingat istilah serapan ini aturan penulisannya berbeda-beda antara satu dengan lainnya, perlu dihafalkan semua. Pahami dengan baik kaidah penulisan kata serapan di atas agar lebih mudah dalam menghafalkan dan mengimplementasikan nantinya.

Published On: Agustus 24th, 2023 / Categories: SEO Tips /
Pelajari Juga

Tingkatkan traffic website dengan layanan SEO kami. Segera pesan paket SEO Toprank untuk dapatkan hasil terbaik!