
Content planning adalah proses merancang dan mengatur strategi konten, mulai dari brainstorming ide, memilih format yang tepat (seperti artikel website atau caption media sosial), menentukan platform yang sesuai, hingga menetapkan jadwal publikasi. Dengan perencanaan yang matang, Anda bisa memastikan konten lebih terarah dan efektif.
Tanpa strategi yang jelas, terutama dalam pemasaran digital, akan sulit untuk mengukur sejauh mana performa konten yang telah dibuat. Apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau masih perlu perbaikan? Dengan perencanaan yang baik, evaluasi menjadi lebih mudah, sehingga Anda bisa terus mengoptimalkan strategi konten ke depannya.
- Apa itu Content Planning?
- Kenapa Content Planning Itu Penting?
- Perbedaan Content Strategy dan Content Plan
- Contoh Content Plan Untuk Strategi Konten
- Cara Mudah Membuat Content Planning yang Efektif
- 1. Menentukan Tujuan dalam Pembuatan Konten
- 3. Kenali dan Pahami Target Audiens
- 4. Menyesuaikan Platform untuk Konten yang Efektif
- 5. Membangun dan Mengelola Database Pelanggan
- 6. Tetapkan Tema dan Riset Topik
- 7. Sesuaikan Jenis Konten dengan Funnel Marketing
- 8. Buat Content Calendar
- 9. Tetapkan Penanggung Jawab
- 10. Evaluasi Rutin untuk Perkembangan Bisnis yang Berkelanjutan
- Kesimpulan
Apa itu Content Planning?
Melansir dari Ahrefs, content planning adalah proses menentukan isi konten yang akan dipublikasikan, kapan waktu terbaik untuk membagikannya. Serta platform yang paling sesuai untuk digunakan. Proses ini seringkali melibatkan pembuatan content brief untuk setiap jenis konten yang direncanakan, termasuk potensi pengembangan evergreen content yang menjadi bagian dari content pilar utama.
Tujuan dari content planning ini adalah memastikan setiap konten yang dibuat mendukung strategi pemasaran dan selaras dengan target yang ingin dicapai. Kenapa content planning penting untuk marketing? Dalam dunia marketing, memiliki tujuan yang jelas adalah kunci utama. Dengan adanya tujuan, Anda bisa lebih mudah menentukan langkah-langkah yang perlu diambil agar strategi pemasaran berjalan efektif.
Agar tujuan marketing bisa tercapai, Anda dan tim perlu menyusun strategi yang matang. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan saat ini adalah content marketing. Strategi ini bisa diterapkan dalam berbagai format, seperti konten media sosial, artikel blog, podcast, hingga video. Pemilihan jenis konten biasanya disesuaikan dengan karakteristik target audiens agar lebih efektif dalam menyampaikan pesan.
Meskipun bentuknya beragam, setiap brand yang menerapkan content marketing tetap memerlukan content planning yang terstruktur. Perencanaan ini bertujuan untuk memastikan setiap konten yang diproduksi sesuai dengan strategi pemasaran yang telah ditetapkan.
Perlu dipahami juga bahwa content planning dan content plan memiliki perbedaan. Content planning berfokus pada proses perencanaan strategi konten, sementara content plan lebih detail dalam pengembangan konten agar setiap materi yang dibuat mendukung tujuan bisnis secara keseluruhan. Dengan perencanaan yang baik, strategi content marketing akan lebih efektif dan tepat sasaran.
Baca juga: Apa Itu Content Mapping dan Cara Membuatnya
Kenapa Content Planning Itu Penting?
Bagi setiap pelaku usaha, menjaga konsistensi dalam mengunggah konten sesuai dengan strategi marketing adalah langkah penting untuk mencapai berbagai tujuan bisnis. Baik itu menarik calon pelanggan baru, meningkatkan konversi penjualan, meningkatkan traffic website, atau bahkan mempercepat pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Dengan content planning yang baik, strategi konten bisa lebih terarah dan efektif dalam menjawab kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi audiens. Selain itu, perencanaan yang matang juga membantu bisnis berkembang lebih cepat dan mencapai target, seperti jumlah pelanggan atau penjualan bulanan yang lebih optimal.
Agar strategi ini berjalan lebih lancar, Anda bisa memanfaatkan berbagai tools digital. Misalnya, tools untuk mencari kata kunci yang sering digunakan pelanggan, alat analitik untuk memahami perilaku konsumen. Atau fitur engagement dari platform seperti Instagram dan Twitter untuk meningkatkan interaksi dengan audiens.
Dan menerapkan content paning memiliki banyak manfaat, diantaranya:
- Konten Lebih Konsisten – Dengan content planning yang terstruktur, Anda sudah memiliki jadwal produksi dan publikasi konten yang jelas. Hal ini membantu menjaga konsistensi unggahan di media sosial atau website, sehingga brand Anda tetap aktif dan relevan di mata audiens.
- Distribusi Konten Lebih Terarah – Content planning mencakup perencanaan kerangka konten, termasuk di mana dan kapan konten akan dipublikasikan. Dengan begitu, tim bisa lebih mudah menyusun strategi distribusi yang efektif sesuai dengan platform dan audiens yang ditargetkan.
- Performa Konten Lebih Optimal – Dalam proses content planning, riset menjadi langkah utama, mulai dari memahami karakteristik audiens hingga menentukan jenis konten yang paling relevan. Karena konten yang dibuat sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi target pasar, efektivitasnya dalam mencapai tujuan marketing pun meningkat.
Baca juga: Apa Itu Content Syndication dan Cara Membuatnya?
Perbedaan Content Strategy dan Content Plan
Dalam dunia digital marketing, dua istilah yang sering terdengar adalah Content Strategy dan Content Plan. Keduanya sama-sama penting, tapi banyak orang masih tertukar dalam memahami fungsi dan perannya.
Content Strategy adalah perencanaan jangka panjang yang menentukan mengapa Anda membuat konten, untuk siapa, dan apa tujuan akhirnya. Ini adalah fondasi dari seluruh aktivitas konten Anda serta menghindari terjadinya duplicate content. Berikut komponen Content Strategy:
- Tujuan: Misalnya meningkatkan brand awareness, konversi, atau edukasi pasar.
- Target audience: Siapa yang kamu tuju? Apa pain point mereka?
- Tipe konten: Artikel, video, infografik, podcast, dll.
- Tone dan voice: Bagaimana kamu berbicara dengan audiens (formal, santai, profesional).
- Distribusi: Kanal mana yang digunakan? (SEO, media sosial, email)
Ibarat membangun rumah, Content Strategy adalah blueprint-nya.
Content Plan adalah turunan dari Content Strategy. Ini adalah rencana eksekusi harian/mingguan/bulanan yang berisi konten apa yang akan dibuat dan kapan dipublikasikan. Berikut komponen Content Plan:
- Kalender konten (content calendar)
- Judul/topik artikel atau posting
- Tanggal publikasi
- Format konten (artikel blog, reels, carousel)
- Penanggung jawab (writer, designer, social media manager)
- Keyword yang ditargetkan (jika relevan)
Kalau strategy adalah blueprint, maka content plan adalah daftar tugas tukang bangunan.
Baca juga: Apa Itu Content Syndication dan Cara Membuatnya?
Contoh Content Plan Untuk Strategi Konten
Content plan berfungsi sebagai peta harian atau mingguan yang membantu tim mengetahui apa yang harus dibuat, kapan dipublikasikan, dan siapa yang bertanggung jawab. Dengan content plan, Anda bisa:
- Menjaga konsistensi publikasi konten.
- Mengelola beban kerja tim.
- Memastikan setiap konten sesuai dengan strategi dan target audiens.
- Menghindari topik yang tumpang tindih atau tidak relevan.
Berikut ini contoh content plan sederhana untuk satu minggu, dengan fokus pada channel blog dan media sosial.
Baca juga: Apa itu Content Hub? Jenis dan Cara Membuatnya
Cara Mudah Membuat Content Planning yang Efektif
Perencanaan konten (content planning) adalah salah satu komponen terpenting dalam strategi digital marketing. Tanpa rencana yang jelas, kontenmu bisa jadi tidak konsisten, tidak sesuai tujuan, atau bahkan tidak menjangkau audiens yang tepat. Nah, berikut langkah-langkah praktis yang bisa kamu ikuti untuk menyusun content plan yang efektif:
1. Menentukan Tujuan dalam Pembuatan Konten
Sebelum membuat konten untuk kebutuhan digital marketing, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menetapkan tujuan utama dari konten tersebut. Apakah Anda ingin memberikan informasi, mengedukasi audiens tentang produk, atau mendorong mereka untuk melakukan pembelian? Setiap jenis konten memiliki pendekatan yang berbeda karena target audiensnya pun tidak sama.
Jika tujuan konten adalah untuk memberikan informasi, fokus utamanya adalah membantu audiens memahami suatu topik atau menemukan solusi atas masalah mereka. Konten ini biasanya bersifat netral dan lebih mengedepankan nilai edukatif.
Untuk konten edukasi, Anda dapat membahas lebih dalam tentang produk atau layanan yang ditawarkan. Ini bisa mencakup fitur, manfaat, serta cara penggunaan produk agar calon pelanggan lebih memahami apa yang Anda tawarkan.
Sementara itu, jika tujuan utama konten adalah meningkatkan penjualan, maka isi konten perlu lebih persuasif. Anda bisa menampilkan spesifikasi produk secara detail, keunggulannya dibandingkan kompetitor, serta bagaimana produk Anda bisa memberikan manfaat langsung bagi pelanggan.
Dengan menetapkan tujuan sejak awal, Anda bisa menciptakan konten yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan audiens.
3. Kenali dan Pahami Target Audiens
Konten yang efektif selalu berbicara langsung kepada orang yang tepat. Maka, Anda perlu:
- Menentukan target audiens (usia, gender, lokasi, pekerjaan, minat, dll.)
- Membuat buyer persona yang menggambarkan karakteristik pengguna ideal
- Mengumpulkan data pelanggan dari interaksi media sosial, email, atau situs web
Semakin dalam kamu mengenal audiensmu, semakin relevan dan engaging konten yang bisa kamu hasilkan.
Baca juga: Content Gap Analysis: Definisi, Jenisnya dan Cara Membuatnya
4. Menyesuaikan Platform untuk Konten yang Efektif
Setelah menentukan tujuan konten, langkah selanjutnya adalah memilih platform yang tepat untuk mendistribusikannya. Setiap platform memiliki karakteristik tersendiri, sehingga jenis konten yang dibuat juga perlu disesuaikan agar lebih efektif dalam menjangkau audiens.
Jika Anda menggunakan website, konten dalam bentuk artikel yang disertai gambar, infografis, atau ilustrasi pendukung akan lebih cocok. Sementara itu, untuk media sosial seperti Instagram dan TikTok, konten visual berupa foto menarik atau video kreatif lebih efektif dalam menarik perhatian pengguna.
Anda bisa memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, hingga Twitter untuk memperluas jangkauan bisnis. Namun, penting untuk memahami bahwa setiap platform memiliki algoritma dan gaya interaksi yang berbeda.
Oleh karena itu, sebelum membuat konten, lakukan analisis untuk mengetahui platform mana yang paling sering digunakan oleh target audiens Anda. Dengan strategi yang tepat, konten yang Anda buat akan lebih relevan dan menarik bagi calon pelanggan.
5. Membangun dan Mengelola Database Pelanggan
Agar konten yang Anda buat lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mengenali audiens Anda. Salah satu cara efektif adalah dengan membuat user persona sekaligus mengumpulkan database pelanggan. Anda bisa memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti TikTok dan LinkedIn untuk mengidentifikasi calon pelanggan yang potensial.
Lalu, data apa saja yang perlu dikumpulkan? Idealnya, database pelanggan mencakup nama, usia, jenis kelamin, lokasi, hingga kontak seperti nomor ponsel dan email. Informasi ini bisa diperoleh dengan mengajak mereka berlangganan pembaruan atau email promosi dari bisnis Anda.
Dengan memiliki database pelanggan yang terstruktur, Anda dapat memahami lebih dalam mengenai target pasar, termasuk preferensi dan kebutuhan mereka. Data ini akan sangat berguna dalam menyusun strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, termasuk menyesuaikan jenis konten yang relevan dengan minat pelanggan. Semakin baik Anda mengenali audiens, semakin efektif pula konten yang Anda buat dalam menarik perhatian mereka.
Baca juga: Apa itu Content SEO? Jenis dan Cara Membuatnya
6. Tetapkan Tema dan Riset Topik
Tentukan tema besar yang ingin diangkat, lalu pecah menjadi topik-topik turunan. Lakukan juga riset keyword untuk konten yang ditujukan ke blog atau website agar bisa menjangkau audiens melalui pencarian organik.
7. Sesuaikan Jenis Konten dengan Funnel Marketing
Tiap tahap dalam funnel pemasaran membutuhkan jenis konten berbeda:
- TOFU (Top of Funnel): untuk membangun awareness, seperti tips atau edukasi ringan.
- MOFU (Middle of Funnel): untuk mendorong pertimbangan, seperti tutorial atau studi kasus.
- BOFU (Bottom of Funnel): untuk mendorong pembelian, seperti promo, testimoni, atau demo produk.
Baca juga: 7 Cara Membuat Content Outline yang Efektif
8. Buat Content Calendar
Susun jadwal penerbitan konten dalam bentuk kalender. Ini membantu menjaga konsistensi dan memastikan konten dipublikasikan pada waktu terbaik. Sertakan tanggal, topik, jenis konten, platform, dan penanggung jawabnya.
9. Tetapkan Penanggung Jawab
Agar proses pembuatan konten berjalan lancar, penting untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab di setiap tahap—mulai dari ideasi, penulisan, desain, hingga distribusi.
10. Evaluasi Rutin untuk Perkembangan Bisnis yang Berkelanjutan
Jika Anda baru memulai bisnis online, jangan lupa untuk rutin melakukan evaluasi agar strategi pemasaran tetap efektif. Evaluasi ini membantu Anda memahami apa yang sudah berjalan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki, sehingga konten yang Anda buat bisa semakin menarik dan relevan bagi audiens.
Saat mengevaluasi, cobalah melihat dari sudut pandang pelanggan. Apa yang mereka butuhkan? Apakah konten Anda sudah cukup menarik dan memberikan solusi bagi mereka? Dengan memahami pola pikir audiens, Anda bisa menyusun strategi konten yang lebih sesuai dengan ekspektasi mereka.
Konten yang relevan akan lebih mudah menarik perhatian audiens. Ketika mereka merasa terhubung dengan konten yang Anda bagikan, kemungkinan besar mereka akan berinteraksi dengan memberikan komentar, menyukai, atau bahkan membagikannya. Dengan evaluasi yang dilakukan secara berkala, Anda dapat terus menyempurnakan strategi pemasaran dan memastikan bisnis Anda tetap berkembang.
Itulah gambaran lengkap tentang content planning dan langkah-langkah dalam pembuatannya. Dengan perencanaan konten yang matang, Anda bisa menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif, menjangkau audiens yang tepat, serta meningkatkan interaksi dan konversi bisnis Anda.
Baca juga: Apa Itu Content Audit, Manfaat dan Cara Melakukannya?
Kesimpulan
Namun, membuat konten berkualitas saja tidak cukup jika tidak dioptimalkan dengan strategi SEO yang tepat. Jika Anda ingin website bisnis Anda lebih mudah ditemukan di mesin pencari dan mendapatkan traffic yang lebih tinggi, maka optimasi SEO adalah solusinya.
Toprank Indonesia menyediakan Jasa SEO Profesional yang siap membantu Anda meningkatkan visibilitas website di Google dengan teknik yang efektif dan sesuai dengan algoritma terbaru. Dengan dukungan tim profesional, strategi SEO yang diterapkan akan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda.
Sehingga bisa memberikan hasil yang optimal. Jadi, jika Anda ingin website bisnis Anda berkembang dan menjangkau lebih banyak pelanggan, saatnya bekerja sama dengan SEO Agency Jakarta Toprank Indonesia.