
Dalam dunia pemasaran digital yang serba cepat, menjangkau orang yang tepat adalah segalanya. Iklan bisa saja menarik, penawaran bisa saja menggiurkan, tapi jika tayang di hadapan orang yang salah, semua itu bisa berujung pada buang-buang anggaran. Di sinilah konsep audience targeting memainkan peran kunci. Strategi ini membantu kita menampilkan iklan kepada orang-orang yang paling mungkin tertarik bahkan, yang sedang butuh dengan apa yang kita tawarkan. Namun sebelum masuk ke strategi teknisnya, ada baiknya kita pahami dulu konsep dasarnya.
- Apa Itu Audience Targeting?
- Perbedaan Audience Targeting dan Market Targeting
- Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Audience Targeting
- 1. Saat Memulai Kampanye Pemasaran
- 2. Ketika Ingin Meningkatkan Efektivitas Iklan
- 3. Saat Memiliki Data Konsumen yang Cukup
- 4. Ketika Menginginkan Penggunaan Anggaran yang Efisien
- 5. Saat Meluncurkan Produk Baru atau Memasuki Segmen Pasar Baru
- 6. Ketika Ingin Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Pelanggan
- 9 Strategi Audience Targeting Google Ads
- 1. Manfaatkan Data dari Berbagai Platform
- 2. Gali Masalah Utama yang Mereka Hadapi
- 3. Telusuri Sumber Informasi Favorit Mereka
- 4. Temukan Nilai Lebih yang Mereka Cari
- 5. Identifikasi Hambatan Mereka dalam Membeli
- 6. Kenali Figur atau Influencer yang Mereka Percaya
- 7. Bangun Buyer Persona yang Realistis
- 8. Perluas Jangkauan dengan In-Market Audience dari Google
- 9. Maksimalkan Remarketing dan Social Retargeting
- Temukan Audiens Targeting yang Tepat untuk Bisnis Anda
Apa Itu Audience Targeting?
Audience targeting adalah proses mengidentifikasi dan menyasar kelompok orang tertentu berdasarkan karakteristik, kebiasaan, dan minat mereka agar kampanye iklan lebih relevan dan efektif.
Sederhananya, ini seperti menyusun daftar tamu untuk pesta pribadi Anda tentu ingin mengundang orang-orang yang benar-benar akan menikmati acaranya, bukan?
Menurut The Balance Money, target audiens biasanya dibedakan berdasarkan faktor-faktor seperti:
- Usia
- Jenis kelamin
- Lokasi geografis
- Latar belakang pendidikan
- Status ekonomi
Mengapa penting? Karena semakin tepat Anda menyasar audiens, semakin efisien pula hasil kampanye yang bisa Anda dapatkan. Anggaran iklan yang dikelola dengan cermat, konten yang relevan, serta timing yang pas, semuanya jadi mungkin bila Anda tahu kepada siapa pesan itu harus disampaikan.
Dalam praktiknya, audience targeting adalah alat bantu untuk “mengobrol” langsung dengan orang yang paling siap mendengar. Google Ads, misalnya, memungkinkan kita mengatur iklan agar hanya muncul di perangkat tertentu, di lokasi tertentu, atau pada pengguna dengan minat dan perilaku tertentu.
Hasilnya bisa sangat signifikan. Salah satu studi kasus dari Campaign Creators menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih fokus pada target audiens mampu meningkatkan traffic organik hingga 744% hanya dalam satu tahun.
Dengan kata lain, memahami audience targeting bukan sekadar teori pemasaran, ini adalah dasar dari pemasaran digital yang sukses.
Perbedaan Audience Targeting dan Market Targeting
Sering kali, dua istilah ini terdengar mirip: target market dan target audience. Padahal, dalam praktiknya, keduanya memiliki perbedaan mendasar khususnya dalam skala, kedalaman, dan pendekatan komunikasi.
1. Skala: Luasnya Jangkauan
Target market mencakup kelompok besar konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa. Mereka adalah “pasar utama” yang kita tuju. Sebaliknya, target audience adalah subkelompok dari target market yang jauh lebih spesifik. Mereka adalah orang-orang yang akan secara langsung menerima pesan marketing, seperti iklan atau email campaign.
Contoh: Jika target market Anda adalah pria dan wanita usia 35+ yang tinggal di kota besar, maka target audiens bisa lebih tajam, misalnya mereka yang:
- Sudah menikah
- Penghasilan bulanan di atas 50 juta
- Aktif mencari alternatif investasi jangka panjang
2. Kesiapan Membeli
Target market bisa saja butuh produkmu, tapi belum tentu siap membeli. Sedangkan target audiens sudah berada di tahap lebih dekat ke keputusan pembelian. Mereka lebih siap untuk diyakinkan.
Di sinilah pentingnya diferensiasi dalam konten promosi. Materi untuk target audiens harus jauh lebih personal dan menggugah, karena mereka sudah “hangat”, tinggal didorong sedikit untuk mengambil keputusan.
3. Konteks Penggunaan
Target market adalah istilah yang umum dipakai dalam perencanaan bisnis dan strategi penjualan.
Sementara itu, target audience digunakan lebih spesifik dalam konteks kampanye pemasaran, komunikasi, bahkan produksi konten baik untuk tujuan komersial maupun non-komersial (seperti kampanye sosial atau edukasi).
Baca Juga: 9 Google Ads KPI yang Harus Anda Perhatikan
Kapan Waktu yang Tepat Menggunakan Audience Targeting
Waktu yang tepat untuk menggunakan audience targeting adalah ketika Anda ingin menjalankan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan menyasar kelompok konsumen yang paling potensial dan relevan terhadap produk atau layanan Anda. Berikut ulasan yang mudah dipahami tentang kapan sebaiknya audience targeting digunakan:
1. Saat Memulai Kampanye Pemasaran
Audience targeting sangat penting di awal kampanye untuk memastikan pesan pemasaran Anda sampai ke kelompok yang tepat, sehingga meningkatkan peluang konversi dan menghindari pemborosan anggaran iklan.
2. Ketika Ingin Meningkatkan Efektivitas Iklan
Dengan menargetkan audiens yang sesuai karakteristik seperti usia, lokasi, minat, dan perilaku, iklan menjadi lebih relevan dan menarik bagi calon pelanggan, sehingga engagement dan conversion rate meningkat.
3. Saat Memiliki Data Konsumen yang Cukup
Audience targeting optimal dilakukan jika Anda sudah memiliki data demografis, psikografis, dan perilaku konsumen, baik dari media sosial, website, maupun survei langsung. Data ini membantu merancang pesan yang tepat sasaran.
4. Ketika Menginginkan Penggunaan Anggaran yang Efisien
Dengan menargetkan audiens yang spesifik, sumber daya pemasaran dapat difokuskan untuk menjangkau orang yang benar-benar berpotensi membeli, sehingga biaya pemasaran lebih hemat dan tidak terbuang sia-sia.
5. Saat Meluncurkan Produk Baru atau Memasuki Segmen Pasar Baru
Audience targeting membantu mengenali siapa saja yang paling membutuhkan produk baru Anda dan bagaimana cara terbaik untuk menjangkau mereka, sehingga peluang sukses lebih besar.
6. Ketika Ingin Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Pelanggan
Menargetkan audiens yang tepat memungkinkan Anda menyajikan konten dan produk yang sesuai kebutuhan mereka, meningkatkan loyalitas dan interaksi positif dengan brand.
Baca Juga: Apa itu Cost per Acquisition (CPA) dan Cara Menghitungnya
9 Strategi Audience Targeting Google Ads
Menentukan target audiens yang tepat dalam Google Ads bukan sekadar soal memilih usia dan lokasi. Ini adalah tentang memahami siapa mereka, bagaimana mereka berpikir, di mana mereka menghabiskan waktu, hingga apa yang mendorong atau menghambat keputusan mereka.
Berikut ini sembilan strategi audience targeting yang bisa Anda terapkan untuk menyentuh hati dan dompet para calon pelanggan Anda.
1. Manfaatkan Data dari Berbagai Platform
Sebelum melangkah jauh, mari kita bicara tentang data. Banyak orang langsung berpikir untuk melihat insight dari satu platform, misalnya Instagram atau Facebook saja. Tapi kenyataannya, audiens kita tersebar dan berinteraksi di berbagai tempat media sosial, website, bahkan melalui email. Mereka mungkin pernah menyukai unggahan Anda, mengisi form, atau diam-diam menelusuri katalog di situsmu tanpa membeli apa pun.
Setiap titik interaksi itu menyimpan potensi insight yang luar biasa. Maka, jangan terpaku hanya pada satu kanal. Gabungkan data dari media sosial, traffic website, hingga histori pembelian untuk melihat pola perilaku yang utuh. Dengan begitu, Anda tidak hanya menebak siapa target Anda, tapi benar-benar mengenali mereka.
2. Gali Masalah Utama yang Mereka Hadapi
Jika audiens Anda seperti benang kusut, maka pain points mereka adalah simpulnya. Untuk bisa “menyentuh” mereka secara emosional dan fungsional, Anda perlu tahu: apa yang sebenarnya mereka coba selesaikan?
Misalnya, dalam industri skincare, banyak konsumen bingung dengan kondisi kulit mereka sendiri. Ada juga yang ingin kepraktisan satu produk dengan banyak manfaat. Atau mungkin mereka tertarik dengan produk Anda, tapi sistem checkout yang rumit membuat mereka menyerah di tengah jalan.
Dengan memahami hal-hal semacam ini, Anda bisa menyusun pesan iklan yang lebih relevan dan menyentuh. Tapi ingat, Anda tidak bisa menebak-nebak pain points ini. Lakukan riset yang kredibel, baik melalui survei, interview, hingga analisis review pengguna.
3. Telusuri Sumber Informasi Favorit Mereka
Mengetahui dari mana audiens mendapatkan informasi ibarat menemukan pintu masuk terbaik untuk masuk ke dunia mereka. Apakah mereka lebih suka scroll TikTok untuk cari referensi? Atau rutin membaca blog sebelum memutuskan pembelian?
Ini penting untuk strategi distribusi kontenmu. Karena sebagus apapun pesan yang Anda buat, jika tidak disampaikan lewat saluran yang tepat, hasilnya akan hambar. Fokuskan promosi di kanal yang memang jadi tempat nongkrong digital target Anda.
4. Temukan Nilai Lebih yang Mereka Cari
Orang membeli bukan hanya karena mereka butuh, tapi karena mereka merasa produk itu memberi nilai tambah. Mungkin mereka ingin solusi cepat, harga yang sepadan, atau manfaat yang tidak ditawarkan oleh brand lain.
Nah, tugasmu adalah mengidentifikasi nilai-nilai seperti ini. Apa yang audiens dambakan tapi belum mereka temukan di kompetitor? Kalau Anda bisa mengisi celah itu, Anda bukan cuma jadi pilihan, Anda jadi solusi yang mereka tunggu.
5. Identifikasi Hambatan Mereka dalam Membeli
Strategi targeting tidak hanya soal mengejar potensi, tapi juga mengatasi hambatan. Anda perlu tahu, apa yang membuat audiens ragu atau bahkan batal membeli?
Mungkin kemasan produk itu bikin frustrasi. Atau respons CS yang lama. Bisa juga karena produk belum punya izin edar yang valid. Atau ada terlalu banyak review negatif yang bikin mereka kehilangan kepercayaan.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini memang menantang, tapi jawaban darinya bisa jadi titik balik. Semakin cepat Anda tahu apa yang menghambat, semakin cepat pula Anda bisa memperbaikinya.
6. Kenali Figur atau Influencer yang Mereka Percaya
Pernah dengar istilah word of mouth is king? Dalam dunia digital, itu artinya siapa yang mereka dengarkan bisa mempengaruhi keputusan mereka lebih dari sekadar iklan.
Coba cari tahu, siapa yang jadi panutan target audiens Anda. Apakah mereka lebih percaya beauty influencer yang berpengalaman, atau reviewer independen yang jujur blak-blakan? Dengan mengenali key opinion leader yang mereka ikuti, Anda bisa bekerja sama dengan pihak yang benar-benar punya pengaruh di mata mereka.
7. Bangun Buyer Persona yang Realistis
Jika semua data terasa seperti potongan puzzle yang berserakan, saatnya Anda menyusunnya menjadi sosok utuh yang disebut “buyer persona.” Ini semacam profil fiktif yang menggambarkan pelanggan ideal Anda lengkap dengan nama, pekerjaan, usia, kebiasaan belanja, bahkan platform favorit mereka.
Dengan persona ini, Anda tidak lagi menargetkan “wanita usia 25-35” secara abstrak, tapi “Nadia, 30 tahun, ibu dua anak, suka belanja di marketplace, dan sering mencari info skincare di TikTok.” Dari situ, semua strategi jadi lebih tajam dan fokus.
8. Perluas Jangkauan dengan In-Market Audience dari Google
Kini kita masuk ke fitur teknis yang sangat membantu: In-Market Audiences. Google punya data besar tentang pengguna yang sedang berada dalam “fase siap beli”. Mereka sudah riset, sudah membandingkan, dan mungkin tinggal menekan tombol beli.
Dengan fitur ini, Anda bisa menargetkan kelompok yang sedang aktif mencari produk sejenis dengan yang Anda tawarkan. Artinya, Anda tidak membuang peluru sembarangan Anda membidik yang sudah siap menerima.
Gunakan Google Analytics untuk mengetahui segmentasi mana yang paling konversi, lalu buat ad group spesifik untuk tiap segmen. Ini bukan sekadar strategi pintar, tapi juga efisien secara biaya.
9. Maksimalkan Remarketing dan Social Retargeting
Terakhir tapi tak kalah penting: jangan lupakan mereka yang pernah “menyentuh” brand-mu. Remarketing memungkinkanmu menjangkau pengguna yang pernah mengunjungi websitemu, membuka aplikasi, atau bahkan hanya sekadar melihat iklanmu sebelumnya.
Dengan tools seperti Google Ads Editor atau Facebook Custom Audiences, Anda bisa membangun strategi retargeting yang efektif. Mulai dari konten yang disesuaikan, iklan dengan urgensi lebih tinggi, hingga video singkat yang langsung to the point.
Baca Juga: Google Display Network (GDN): Manfaat dan Cara Optimasinya
Temukan Audiens Targeting yang Tepat untuk Bisnis Anda
Menentukan target audiens yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam menjalankan kampanye Google Ads. Dengan menerapkan strategi audience targeting yang akurat, Anda bisa menyesuaikan pesan iklan sesuai perilaku, minat, hingga lokasi pengguna, sehingga peluang konversi pun semakin tinggi. Ingat, iklan yang salah sasaran hanya akan membuang anggaran.
Jangan biarkan iklan Anda meleset dari target. Bersama Toprank Indonesia, strategi targeting Anda akan dirancang secara tepat sasaran dan berbasis data. Sebagai penyedia Jasa Google Ads Profesional, kami siap membantu bisnis Anda menjangkau audiens yang benar-benar relevan, sehingga iklan lebih efektif dan leads terus mengalir.
Referensi:
https://support.google.com/google-ads/answer/2497941?hl=enhttps:/
/www.criteo.com/digital-advertising-glossary/audience-targeting/