
Di era digital yang terus melaju pesat, perubahan dalam dunia mesin pencari bukanlah hal yang asing. Setiap tahun, strategi SEO terus mengalami penyesuaian seiring munculnya teknologi baru dan perubahan perilaku pengguna internet. Salah satu fenomena yang tengah menjadi sorotan para digital marketer saat ini adalah Zero Click Search, konsep yang secara perlahan tapi pasti mengubah wajah SEO seperti yang kita kenal selama ini.
Apa Itu Zero Click Search?
Bayangkan Anda sedang mencari informasi cepat seperti “jam buka restoran terdekat” atau “berapa usia Elon Musk”. Tanpa harus membuka satu situs pun, Anda langsung mendapatkan jawaban di halaman hasil pencarian Google. Nah, itulah gambaran sederhana dari Zero Click Search.
Zero Click Search adalah situasi ketika pengguna internet mendapatkan informasi langsung dari halaman hasil pencarian Google, tanpa perlu mengklik tautan ke situs manapun. Ini biasanya terjadi lewat fitur-fitur seperti featured snippet, knowledge panel, Google Maps, hingga inovasi terbaru seperti Search Generative Experience (SGE).
Sekilas tentang SGE atau Search Generative Experience
SGE atau Search Generative Experience adalah fitur anyar dari Google yang memanfaatkan kecanggihan AI untuk menyajikan jawaban dalam bentuk rangkuman yang dikurasi langsung dari berbagai sumber terpercaya. Jadi, kalau dulu pengguna harus membaca beberapa artikel untuk memahami suatu topik, kini cukup melihat satu ringkasan yang muncul paling atas. Cepat? Iya. Efisien? Tentu. Tapi bagi pemilik website dan praktisi SEO, ini bisa berarti satu hal: trafik organik berkurang drastis.
Contoh mudahnya, jika seseorang mengetik “apa itu SEO?” di Google, mereka langsung disuguhi penjelasan lengkap yang dirangkai oleh AI, beserta sumbernya. Akibatnya, pengguna mungkin tidak merasa perlu mengunjungi situs web yang menjadi sumber informasi tersebut.
Studi tentang Zero Click Search
Fenomena ini bukan isapan jempol. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa perilaku pengguna internet semakin mengarah ke pencarian instan. Mereka ingin jawaban secepat mungkin dan Google menyediakannya.
Studi dari Semrush menunjukkan bahwa meskipun Zero Click Search meningkat, trafik organik dari hasil pencarian masih cukup dominan, terutama jika situs berhasil muncul dalam bentuk featured snippet. Ini berarti, meski pengguna mendapatkan ringkasan jawaban, mereka tetap bisa terdorong untuk mengklik sumber jika snippet-nya berhasil memancing rasa ingin tahu lebih lanjut.
Fenomena ini sedikit mengubah pandangan bahwa zero-click selalu berarti kehilangan trafik. Nyatanya, jika dimanfaatkan dengan benar, fitur ini bisa menjadi pintu masuk untuk meningkatkan awareness dan kredibilitas situs di mata audiens.
Dampak Zero Click untuk SEO
Bagi para pelaku SEO, Zero Click Search ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, website mereka mungkin lebih sering muncul di hasil pencarian—impression-nya naik. Namun di sisi lain, CTR (Click-Through Rate) justru menurun karena pengguna tak perlu klik apapun untuk mendapatkan informasi.
Contohnya, tim di Dipstrategy menemukan bahwa beberapa akun klien menunjukkan tren serupa: impression meningkat signifikan, tetapi CTR justru menurun. Ini menandakan bahwa meskipun website berhasil “muncul di depan mata,” pengunjung potensial tidak benar-benar masuk ke dalam situs tersebut.
Dengan kata lain, tantangan terbesarnya bukan hanya muncul di halaman pertama Google, tapi juga bagaimana menarik pengguna agar tetap ingin mengklik dan menggali lebih dalam ke konten yang disediakan.
Baca juga: Apa itu Search Intent? Fungsi, Jenis dan Contohnya
Siapa Saja yang Terkena Dampak Zero Click untuk SEO?
Fenomena zero click search tidak pandang bulu, hampir semua pelaku digital terkena imbasnya. Namun, jika kita cermati lebih dalam, ada beberapa sektor yang terdampaknya terasa lebih signifikan dibandingkan yang lain. Siapa saja mereka?
1. Website Edukasi dan Informasi Umum
Situs yang menyajikan konten edukatif atau definisi istilah tertentu, seperti kamus daring, ensiklopedia mini, atau portal pengetahuan umum, kini harus bersaing dengan Google sendiri. Ketika seseorang mengetikkan “apa itu blockchain” atau “pengertian demokrasi”, Google bisa langsung menampilkan jawaban padat dalam bentuk snippet, tanpa perlu pengguna menelusuri lebih jauh.
2. Publisher Berita
Portal berita, yang dulu jadi rujukan utama untuk kabar terkini, kini harus bersaing dengan ringkasan berita singkat dari Google. Bahkan, judul dan cuplikan isi artikel bisa langsung muncul di SERP (Search Engine Results Page), membuat pengguna cukup membaca sepintas tanpa membuka tautan aslinya.
3. Bisnis Lokal
Ironisnya, untuk pelaku bisnis lokal, zero click bisa jadi pedang bermata dua. Misalnya, pencari informasi tentang “restoran padang terdekat” akan langsung disuguhi jam buka, ulasan, dan petunjuk arah dari Google Maps. Meski pengguna tidak perlu klik ke website restoran, tetap ada peluang besar mereka datang langsung ke lokasi. Jadi, meski trafik web mungkin berkurang, konversi offline tetap bisa terjadi.
4. Website dengan Konten FAQ atau Kamus
Situs yang fokus pada tanya jawab sederhana, FAQ atau menjawab pertanyaan populer juga tergolong rawan. Format mereka yang lugas dan mudah dipahami sangat cocok untuk ditarik ke dalam snippet Google. Jadi, konten mereka cenderung “dikonsumsi” langsung dari halaman pencarian.
Namun jangan buru-buru pesimis. Di balik ancaman tersembunyi, sebenarnya terbuka celah baru yang bisa dimanfaatkan jika kita tahu cara memainkannya. Justru di sinilah seni adaptasi SEO diuji.
Baca juga: Apa itu Search Query? Perbedaannya dan Jenisnya
Bagaimana Cara Menghadapinya?
Menghadapi zero click search bukan tentang menghindarinya, melainkan tentang beradaptasi cerdas. Saat pengguna tak lagi mengunjungi situs hanya untuk sekedar tahu “apa itu SEO” atau “berapa umur Elon Musk”, maka tugas kita adalah menciptakan konten yang lebih dari sekadar definisi.
Kini, SEO bukan hanya soal klik, tapi juga tentang membangun reputasi, menanamkan kepercayaan, dan memastikan brand Anda tetap muncul di benak pengguna, bahkan jika mereka tidak mengklik tautan Anda.
Berikut strategi yang bisa diterapkan untuk tetap unggul di era zero click search:
1. Optimasi untuk Featured Snippet
Jika tak bisa menghindar, dekati. Menargetkan snippet Google justru bisa membuat konten Anda tampil paling atas.
Tulis konten dengan struktur yang jelas, jawab pertanyaan secara langsung dan ringkas dalam 40–60 kata di awal paragraf. Gunakan format bullet point, Q&A, atau langkah-langkah jika memungkinkan. Format ini sangat disukai Google karena memudahkan pemindaian informasi.
2. Manfaatkan Schema Markup
Schema markup adalah cara Anda “berbisik” pada Google tentang isi konten Anda.
Dengan menambahkan data terstruktur seperti FAQPage, HowTo, Review, atau LocalBusiness, Google akan lebih mudah memahami dan menampilkan konten Anda dalam hasil pencarian kaya (rich results). Ini tidak hanya memperbesar peluang muncul di posisi premium SERP, tapi juga membuat cuplikan lebih menarik.
3. Pilih Kata Kunci dengan Intensi Mendalam
Jangan hanya mengejar kata kunci yang bersifat definisi atau permukaan. Fokuslah pada keyword yang mengundang eksplorasi lebih lanjut, seperti:
- Studi kasus
- Tutorial mendalam
- Perbandingan produk
- Review mendetail
Konten seperti ini sulit disederhanakan oleh AI Google dan lebih berpotensi menghasilkan klik karena pengguna membutuhkan detail lebih.
4. Perkuat Branding
Terkadang, kemunculan nama brand Anda berulang kali di halaman hasil pencarian sudah cukup untuk menancap di benak audiens. Pastikan nama brand dan logo (jika memungkinkan) tampil jelas di title, meta description, dan URL. Ketika mereka siap membeli atau mencari lebih lanjut, mereka akan langsung mengetik nama Anda.
5. Buat Konten yang Memancing Rasa Ingin Tahu
Salah satu trik cerdas adalah tidak memberikan semuanya sekaligus. Berikan konteks yang kuat, mungkin data awal atau pengantar, tapi sisakan ruang untuk rasa penasaran. Contoh: Alih-alih menjawab “cara mengatasi insomnia” dengan semua langkah lengkap, cukup berikan 1–2 tips awal dan arahkan pembaca untuk klik demi membaca strategi lengkapnya.
Zero click search memang mengubah cara kita bermain di dunia SEO, tapi bukan berarti permainan ini berakhir. Justru di tengah perubahan inilah, hanya mereka yang mampu beradaptasi yang akan tetap relevan dan menang. Ingat, tak semua hal bisa dijawab oleh satu paragraf Google. Dan di sanalah letak peluangnya.
Baca juga: Apa Itu EEAT? Cara Kerja dan Cara Optimasinya
Zero Click Search Menuntut Strategi SEO yang Lebih Adaptif
Fenomena zero click search menunjukkan bahwa SEO bukan lagi sekadar mengejar klik, tapi juga menghadirkan informasi bernilai langsung di hasil pencarian. Meski tantangan ini besar, peluang untuk meningkatkan brand awareness dan kredibilitas tetap terbuka lebar dengan strategi konten yang tepat dan terstruktur.
Jika Anda ingin menyesuaikan strategi SEO Anda dengan tren baru ini, SEO Agency Toprank Indonesia hadir sebagai mitra jasa SEO bergaransi Anda. Kami mengkombinasikan data, teknik SEO, dan pengalaman lapangan untuk memastikan visibilitas Anda tetap optimal, meskipun tanpa klik. Yuk, maksimalkan potensi Anda di halaman pertama Google bersama kami!
Referensi:
https://www.semrush.com/blog/zero-click-searches/
https://searchengineland.com/zero-click-searches-up-organic-clicks-down-456660
https://neilpatel.com/blog/zero-click-searches/