Search Volume atau Volume Pencarian, Bagaimana Cara Analisisnya?

Aini

search volume

Dalam dunia SEO dan digital marketing, kita sering mendengar istilah search volume atau volume pencarian. Tapi, apa sebenarnya makna di balik istilah tersebut? Search volume adalah salah satu pilar penting yang membantu kita memahami bagaimana sebuah kata kunci berperilaku di mesin pencari. Kalau SEO diibaratkan sebagai sebuah peta perjalanan menuju trafik yang tinggi, maka search volume ini adalah kompasnya. Tanpa tahu ke mana arah yang banyak dituju orang, bagaimana kita bisa sampai tujuan?

Nah, di sinilah search volume bekerja, sebagai panduan untuk memilih kata kunci yang tepat, agar setiap usaha optimasi kita tidak sia-sia.

Apa Itu Search Volume?

Secara sederhana, search volume adalah jumlah rata-rata pencarian untuk sebuah kata kunci dalam kurun waktu satu bulan. Jadi, ketika Anda mencari tahu seberapa sering orang mengetikkan kata “sepatu kulit pria” di Google dalam sebulan, itulah yang disebut search volume.

Semakin besar angka search volume, semakin populer kata kunci tersebut di mata pengguna internet. Tapi ingat, popularitas bukan satu-satunya indikator untuk menentukan apakah kata kunci itu cocok untuk Anda gunakan. Kita masih perlu mempertimbangkan relevansi dan tingkat persaingannya.

Sebagai gambaran, jika Anda menjual kopi lokal, Anda mungkin menemukan kata kunci seperti:

  • “kopi” → ribuan pencarian per bulan (umum, persaingan tinggi)
  • “kopi robusta asli Sumatera” → ratusan pencarian per bulan (spesifik, persaingan lebih rendah)

Untuk mendapatkan data volume pencarian, ada banyak tools yang bisa Anda gunakan, mulai dari yang gratis seperti Google Keyword Planner, hingga tools berbayar seperti Ahrefs, Semrush, atau Ubersuggest.

Di balik angka search volume, sebenarnya tersimpan banyak informasi penting tentang kebutuhan audiens. Kalau kita tahu bagaimana cara membacanya, search volume bisa menjadi senjata ampuh untuk merancang strategi konten yang lebih efektif.

Mengapa Search Volume Penting dalam SEO?

Mengapa search volume sering dianggap sebagai metrik wajib dalam SEO? Jawabannya simpel: karena search volume membantu Anda memahami seberapa besar peluang trafik yang bisa Anda raih dari sebuah kata kunci. 

Tanpa data ini, Anda seperti memancing ikan di kolam yang belum jelas ada ikannya atau tidak. Mari kita bedah satu per satu alasannya.

1. Untuk Menentukan Target Keyword yang Tepat

Hal pertama yang membuat search volume begitu penting adalah kaitannya dengan penentuan target keyword. Bayangkan Anda membuat artikel, tapi ternyata hanya 10 orang per bulan yang mencari kata kunci tersebut. Tentu hasilnya tidak akan maksimal, bukan?

Dengan mengetahui volume pencarian, Anda bisa memilih kata kunci yang memang punya potensi mendatangkan lebih banyak audiens. Biasanya, semakin besar volume pencariannya, semakin besar pula peluang Anda untuk menarik perhatian pengunjung.

Tapi perlu diingat, semakin tinggi volume pencarian, biasanya persaingannya juga makin ketat. Di sinilah Anda perlu cerdas dalam memilih antara short-tail (kata kunci umum dengan volume besar) atau long-tail keyword (kata kunci panjang dan spesifik dengan volume lebih rendah tapi peluang konversi lebih tinggi).

2. Menilai Potensi Trafik

Search volume juga menjadi acuan untuk memperkirakan potensi trafik organik yang bisa Anda dapatkan. Misalnya, sebuah kata kunci dengan volume pencarian 10.000 per bulan tentu menawarkan potensi trafik yang jauh lebih besar dibanding kata kunci dengan volume 500 per bulan.

Namun, bukan berarti Anda harus selalu memburu angka yang paling tinggi. Terkadang, kata kunci dengan volume lebih kecil justru bisa mendatangkan audiens yang lebih tertarget, lebih relevan, bahkan lebih mudah dikonversi menjadi pembeli atau pengguna layanan.

Misalnya, Anda lebih baik menargetkan “sepatu lari untuk kaki lebar” daripada sekadar “sepatu lari”, kalau bisnis Anda memang menyediakan produk untuk segmen tersebut.

2. Sebagai Bahan Analisis Kompetitor

Selain untuk kebutuhan internal, search volume juga berguna untuk menganalisis kekuatan dan strategi kompetitor. Biasanya, keyword dengan search volume tinggi akan menjadi rebutan banyak website. Kalau Anda tahu kompetitor mana saja yang bersaing di sana, Anda bisa memetakan peluang dan tantangan lebih jelas.

Dengan bantuan tools SEO, Anda bisa melihat kata kunci mana saja yang mendatangkan trafik terbesar ke website kompetitor. Dari situ, Anda bisa membuat keputusan cerdas: apakah Anda ikut bersaing di kata kunci yang sama, atau mencari celah melalui keyword yang lebih spesifik.

3. Panduan Membuat Konten yang Lebih Terarah

Konten yang baik bukan hanya soal tulisan menarik, tapi juga soal kecocokan dengan kebutuhan audiens. Search volume membantu Anda memilih topik dan kata kunci yang memang dicari orang, bukan sekadar ide yang menarik di kepala Anda.

Misalnya, Anda ingin membuat konten tentang “cara memilih tanaman hias.” Dengan bantuan data search volume, Anda bisa melihat variasi pencarian seperti:

  • “tanaman hias untuk kamar tidur”
  • “tanaman hias yang mudah dirawat”
  • “tanaman hias pembersih udara”

Dengan informasi ini, Anda jadi tahu harus membuat konten seperti apa agar lebih relevan dan menjawab kebutuhan pencari.

4. Membantu Riset Pasar

Lebih jauh lagi, search volume bisa memberikan insight tentang tren dan minat pasar. Misalnya, ketika volume pencarian untuk kata kunci “sepeda lipat” melonjak drastis, itu bisa menjadi sinyal bahwa ada lonjakan minat masyarakat terhadap produk tersebut.

Data seperti ini bisa Anda manfaatkan bukan hanya untuk konten, tapi juga untuk pengembangan produk, perencanaan kampanye pemasaran, bahkan keputusan bisnis lainnya.

5. Mengukur Efektivitas Strategi SEO

Selain untuk memilih keyword, search volume juga bisa menjadi indikator perkembangan SEO Anda. Misalnya, jika Anda sudah menargetkan satu kata kunci, lalu dari waktu ke waktu volume pencariannya meningkat, itu artinya upaya optimasi Anda berpeluang memberikan hasil yang lebih baik.

Sebaliknya, jika volume pencarian kata kunci justru terus menurun, bisa jadi itu sinyal bahwa Anda perlu mengalihkan fokus ke keyword lain yang lebih relevan dengan perkembangan tren pencarian.

6. Membantu Menyusun Strategi yang Lebih Matang

Akhirnya, search volume bukan hanya tentang angka, melainkan juga tentang strategi jangka panjang. Dengan memahami search volume, Anda bisa:

  • Menyusun prioritas keyword mana yang harus dioptimasi lebih dulu.
  • Mengalokasikan sumber daya (waktu, tenaga, biaya) secara tepat.
  • Menghindari kerja keras sia-sia karena menargetkan keyword yang salah sasaran.

Keyword Search Volume yang Baik

Ketika berbicara tentang keyword search volume yang baik, kita sebenarnya sedang membahas sesuatu yang relatif. Tidak ada angka pasti yang berlaku untuk semua industri atau niche. Keyword dengan volume pencarian tinggi bisa jadi sangat bagus untuk bisnis A, tapi belum tentu relevan untuk bisnis B. Jadi, jangan terjebak hanya dengan angka, yang paling penting adalah konteks.

Misalnya, kata kunci “sepatu” mungkin memiliki volume pencarian puluhan ribu per bulan, tapi kalau Anda spesialis di “sepatu handmade dari kulit sapi premium”, maka kata kunci yang lebih spesifik justru akan lebih tepat sasaran, meskipun volumenya kecil.

Nah, biar lebih jelas, berikut beberapa faktor yang bisa Anda jadikan panduan untuk menilai apakah suatu keyword memiliki search volume yang “baik” untuk Anda.

1. Relevansi Adalah Segalanya

Hal pertama yang wajib Anda perhatikan adalah relevansi. Keyword dengan search volume ribuan per bulan tidak ada gunanya kalau tidak nyambung dengan bisnis Anda.

Ambil contoh: Anda menjual skincare untuk kulit sensitif. Keyword seperti “skincare glowing ala artis” mungkin punya volume tinggi, tapi apakah itu yang dicari oleh target pasar Anda? Belum tentu. Bisa jadi keyword seperti “skincare untuk kulit sensitif dan berjerawat” jauh lebih relevan, walaupun volume pencariannya lebih rendah.

Intinya, lebih baik dapat 500 pengunjung yang tepat sasaran daripada 5.000 pengunjung yang cuma numpang lewat.

2. Long-Tail vs Short-Tail Keyword

Ketika memilih keyword, kita akan selalu berhadapan dengan dua tipe utama:

  • Short-tail keywords → Biasanya terdiri dari 1-2 kata, contoh: “kamera DSLR”. Volume pencariannya besar, tapi persaingannya tinggi, dan cenderung lebih sulit masuk halaman pertama.
  • Long-tail keywords → Lebih panjang dan spesifik, contoh: “kamera DSLR terbaik untuk pemula 2025”. Volume pencariannya lebih kecil, tapi audiens yang mencari biasanya sudah lebih siap membeli atau melakukan tindakan.

Kalau bisnis Anda masih dalam tahap awal membangun traffic, long-tail keyword sering kali menjadi senjata rahasia. Mereka seperti jalur tikus yang membawa Anda masuk ke pasar tanpa harus bersaing di jalan utama yang penuh sesak.

3. Perhatikan Tingkat Persaingan

Search volume yang tinggi sering kali menjadi medan tempur brand-brand besar dengan otoritas tinggi di mesin pencari. Kalau Anda masuk ke sana tanpa strategi, bisa-bisa artikel Anda tenggelam di halaman 10 Google.

Makanya, dalam memilih keyword, jangan cuma lihat volumenya saja, cek juga tingkat persaingannya. Tools seperti Ahrefs atau Semrush biasanya memberikan metrik tambahan berupa “keyword difficulty” untuk membantu Anda mengukur seberapa sulit bersaing di kata kunci tersebut.

Kalau Anda masih baru, fokuslah dulu ke keyword dengan persaingan rendah hingga menengah. Menang di kata kunci kecil lebih baik daripada tidak muncul sama sekali.

4. Sesuaikan dengan Target Wilayah

Kalau bisnis Anda bersifat lokal, Anda tidak harus selalu mengejar keyword dengan volume pencarian nasional atau global. Cukup cari keyword yang relevan dengan wilayah target.

Misalnya:

  • “jasa renovasi rumah Jakarta Selatan”
  • “toko bunga murah Bandung”

Walaupun volume pencarian per bulannya tidak sebesar keyword umum, potensi konversinya jauh lebih tinggi karena audiens yang datang benar-benar membutuhkan layanan Anda di lokasi tersebut.

5. Kesesuaian dengan Strategi Konten

Search volume yang baik juga harus cocok dengan rencana konten jangka panjang Anda. Jangan membuat konten hanya karena volumenya besar, tapi sesuaikan dengan roadmap atau alur besar konten Anda.

Misalnya, Anda punya blog kuliner. Jangan tiba-tiba membuat artikel tentang “cara beternak ayam petelur” hanya karena volumenya tinggi. Fokus tetap harus ke keyword yang relevan dengan topik utama website Anda agar pembaca tetap mendapatkan pengalaman yang konsisten.

6. Manfaatkan Variasi Keyword

Terakhir, jangan terpaku pada satu keyword saja. Biasakan menggali variasi dari satu keyword utama. Gabungkan dengan awalan, akhiran, sinonim, atau pendekatan pertanyaan agar hasilnya lebih kaya.

Misalnya dari keyword utama “bunga meja”, Anda bisa dapat:

  • “bunga meja untuk pernikahan”
  • “bunga meja minimalis untuk ruang tamu”
  • “cara merawat bunga meja agar tahan lama”

Gabungan dari semua variasi ini justru bisa memberikan potensi trafik yang jauh lebih besar secara keseluruhan dibanding hanya mengandalkan satu keyword utama saja.

Baca Juga: Keyword Tools Gratis Terbaik Penunjang Riset Kata Kunci Website

Cara Kerja Keyword di Search Engine

Keyword bekerja seperti jembatan penghubung antara apa yang dicari pengguna dengan konten yang ada di internet. Ketika seseorang mengetikkan sesuatu di Google, mesin pencari akan berusaha mencari halaman-halaman web yang paling relevan dengan kata kunci tersebut.

Nah, tugas Anda sebagai pemilik website atau pembuat konten adalah menggunakan keyword dengan tepat agar mesin pencari lebih mudah memahami konteks halaman Anda.

Tapi ingat, keyword itu bukan mantra sihir. Sekadar memasukkan keyword ke dalam artikel tidak akan otomatis membuat halaman Anda langsung berada di posisi teratas. Konten Anda tetap harus berkualitas, informatif, dan relevan dengan kebutuhan audiens.

Pikirkan keyword sebagai “tanda jalan,” sedangkan isi konten Anda adalah tujuan akhirnya. Kalau tujuannya tidak menarik atau malah mengecewakan, pengunjung tidak akan betah berlama-lama, dan Google akan tahu itu.

Cara Mencari Search Volume

Biar pencarian keyword tidak seperti menebak angka lotre, Anda perlu alat bantu yang tepat. Berikut beberapa cara praktis untuk mencari search volume dengan akurat:

1. Menggunakan Tools SEO Profesional

Tools seperti Ahrefs, SEMrush, dan Google Keyword Planner adalah senjata utama dalam mencari search volume. Cukup masukkan kata kunci yang Anda pikirkan, lalu tools ini akan menyajikan data:

  • Jumlah pencarian per bulan
  • Tingkat persaingan
  • Tren pencarian sepanjang tahun
  • Keyword turunan atau variasi

Dengan data ini, Anda bisa menentukan apakah keyword tersebut layak untuk dikejar atau perlu diganti dengan yang lebih potensial.

2. Analisis Keyword Lebih Dalam

Setelah Anda mendapatkan data volume pencarian, jangan berhenti di sana. Lihat tren pergerakan volume pencarian sepanjang tahun. Apakah stabil? Naik drastis di bulan tertentu? Turun? Informasi ini penting untuk membuat konten yang tepat waktu atau evergreen.

Misalnya, kalau keyword “baju lebaran anak perempuan” menunjukkan lonjakan pencarian menjelang Ramadan, Anda bisa merencanakan pembuatan konten sejak jauh hari agar siap tayang di saat traffic memuncak.

3. Manfaatkan Google Trends

Kalau Anda ingin melihat pergerakan popularitas suatu keyword dalam jangka waktu tertentu, Google Trends bisa jadi pilihan. Meskipun tidak memberikan angka pasti, grafiknya sangat membantu untuk membaca arah tren pencarian.

Misalnya Anda ingin tahu apakah topik “work from anywhere” masih ramai dibicarakan atau mulai menurun. Google Trends akan menunjukkan grafik fluktuasinya berdasarkan waktu dan wilayah.

4. Cek Keyword Kompetitor

Selain dari tools dan tren, belajar dari kompetitor juga wajib dilakukan. Dengan menganalisis keyword yang mereka gunakan, Anda bisa menemukan peluang baru yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.

Biasanya, kata kunci yang mendatangkan banyak trafik ke website kompetitor akan memiliki volume pencarian yang cukup signifikan. Dari sini Anda bisa membuat keputusan: apakah mau head-to-head bersaing di keyword yang sama, atau mencari celah melalui variasi keyword yang lebih spesifik.

Baca Juga: Cara Membuat Meta Keyword di WordPress, Apakah Butuh Plugin?

Cara Menganalisis Search Volume

Menganalisis search volume bukan hanya soal membaca angka, tetapi juga memahami makna di balik angka tersebut. Banyak orang berpikir, selama search volume tinggi, pasti bagus untuk dikejar. Padahal, kenyataannya lebih kompleks dari itu. Ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan agar keyword yang Anda pilih benar-benar bisa memberikan hasil nyata untuk website atau bisnis Anda.

Kalau diibaratkan, search volume itu seperti lautan. Tampak luas, penuh potensi, tapi juga menyimpan gelombang persaingan yang bisa saja menenggelamkan website Anda jika tidak hati-hati. Maka, sebelum Anda memutuskan untuk “berlayar”, penting untuk menganalisis kondisi perairannya lebih dulu.

Berikut beberapa hal penting yang harus Anda pertimbangkan saat menganalisis potensi dari search volume sebuah keyword:

1. Perhatikan Kompetitor

Langkah pertama yang tidak boleh dilewatkan adalah melihat posisi kompetitor. Coba cek, apakah kata kunci yang Anda incar sudah dikuasai oleh kompetitor yang kuat? Jika iya, jangan buru-buru mundur. Justru, ini bisa menjadi peluang untuk membuat konten yang lebih baik.

Misalnya, Anda menemukan bahwa kompetitor hanya membuat artikel singkat dengan ulasan seadanya. Di sinilah Anda bisa tampil berbeda. Buat konten yang lebih lengkap, lebih kaya informasi, atau mungkin lebih fokus ke pain point audiens yang belum dibahas oleh kompetitor.

Namun, jika Anda menemukan keyword potensial yang belum disentuh oleh kompetitor, itu ibarat menemukan tambang emas tersembunyi. Prioritaskan keyword tersebut, karena peluangnya lebih besar untuk mendatangkan trafik cepat tanpa harus bersaing keras.

Contoh strategi sederhana:

Jika kompetitor Anda hanya membuat artikel “cara memilih laptop”, Anda bisa mengoptimalkan keyword seperti “cara memilih laptop untuk desain grafis 2025” — lebih spesifik, lebih tajam, lebih relevan.

2. Peka terhadap Trend Terkini

Perlu dipahami bahwa angka search volume itu tidak statis. Ia bergerak mengikuti arus minat dan kebutuhan orang. Sesuatu yang ramai dicari hari ini, bisa jadi sepi beberapa bulan ke depan. Begitu juga sebaliknya.

Karena itu, jangan hanya melihat angka volume saat ini, tapi juga pelajari tren perubahannya. Tools seperti Google Trends bisa membantu Anda membaca arah perkembangan kata kunci tersebut.

Contoh kasus: Kata kunci seperti “masker kain” pernah melonjak drastis di masa pandemi, tapi kemudian menurun setelahnya. Kalau Anda menargetkan kata kunci yang sifatnya musiman atau tren sesaat

pernah melonjak drastis di masa pandemi, tapi kemudian menurun setelahnya. Kalau Anda menargetkan kata kunci yang sifatnya musiman atau tren sesaat, pastikan Anda siap dengan strategi konten cepat saji — buat, terbitkan, promosikan, manfaatkan momen.

Sebaliknya, untuk jangka panjang, lebih baik Anda fokus ke keyword evergreen atau abadi — yang stabil volumenya sepanjang tahun, seperti “cara menabung untuk liburan” atau “tips belajar bahasa Inggris untuk pemula”.

3. Sesuaikan dengan Kemampuan Website Anda

Satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula adalah menargetkan keyword besar tanpa melihat kemampuan websitenya sendiri. Ini ibarat pemain baru yang langsung ingin bertanding melawan juara dunia. Hasilnya? Bisa-bisa tidak muncul di SERP sama sekali.

Kalau website Anda masih baru, dengan Domain Authority rendah dan belum banyak konten, lebih baik mulai dari keyword dengan volume pencarian kecil tapi persaingannya ringan. Ini akan membantu Anda membangun pondasi SEO secara perlahan tapi pasti.

Misalnya, jangan langsung menargetkan “cara diet sehat”. Lebih baik mulai dari “menu diet sehat untuk ibu menyusui” atau “cara diet sehat tanpa olahraga untuk pemula”. Setelah visibilitas website mulai tumbuh, Anda bisa mulai naik level menargetkan keyword yang lebih kompetitif.

Ingat: SEO bukan sprint, tapi maraton.

4. Jangan Lupakan Faktor Lokasi

Terakhir, jangan abaikan kekuatan dari local SEO. Khususnya kalau bisnis Anda bergerak di wilayah tertentu, menargetkan keyword berbasis lokasi bisa memberikan hasil yang jauh lebih efektif.

Contohnya:

  • “jasa pembuatan kitchen set Surabaya”
  • “tempat servis AC Jakarta Selatan”
  • “kursus bahasa Inggris Malang”

Keyword seperti ini mungkin tidak punya volume pencarian nasional yang besar, tapi justru lebih mudah masuk halaman pertama karena bersifat lebih spesifik. Selain itu, Google cenderung menyukai konten yang relevan secara lokal untuk ditampilkan kepada pencari di area tersebut.

Dengan begitu, Anda bukan hanya mendapatkan trafik, tapi juga mendapatkan calon pelanggan yang punya niat beli lebih besar.

Baca Juga: Cara Menggunakan Google Keyword Planner Yang Benar

Search volume memberi gambaran seberapa besar peluang traffic dari sebuah keyword. Memahami dan menganalisisnya dengan benar membantu Anda memilih kata kunci yang tidak hanya populer, tapi juga relevan dengan target audiens.

Toprank Indonesia hadir sebagai jasa SEO Indonesia dan SEO agency profesional yang siap memandu Anda dalam menganalisis data keyword secara akurat demi hasil SEO yang maksimal.

Referensi:

  • https://searchvolume.io/
  • https://www.revou.co/id/kosakata/search-volume
  • https://seranking.com/keyword-search-volume-checker.html
Published On: Juni 30th, 2025 / Categories: SEO Tips /
Pelajari Juga

Tingkatkan traffic website dengan layanan SEO kami. Segera pesan paket SEO Toprank untuk dapatkan hasil terbaik!