
Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa sebuah situs bisa berada di halaman pertama Google, sementara yang lain tersembunyi entah di mana? Semua itu bukan kebetulan. Ada sistem canggih di balik layar yang menentukan posisi sebuah situs dalam hasil pencarian: Google Ranking.
Memahami cara kerja Google Ranking bukan hanya penting bagi praktisi SEO, tapi juga krusial bagi siapa saja yang ingin kontennya menjangkau audiens lebih luas. Di tahun 2025, sistem penilaian Google semakin kompleks, canggih, dan menuntut strategi SEO yang tepat.
Apa Itu Google Ranking?
Google Ranking adalah sistem peringkat yang digunakan oleh Google untuk menyusun urutan hasil pencarian berdasarkan relevansi dan kualitas. Setiap kali seseorang mengetikkan kata kunci di mesin pencari, Google akan menyaring jutaan halaman web dan menampilkan yang paling sesuai dengan kebutuhan pengguna, sesuai dengan seo trend yang berlaku.
Sistem ini bekerja dengan mengandalkan algoritma yang terus diperbarui. Tujuannya? Menyajikan hasil pencarian yang paling akurat, kredibel, dan bermanfaat. Semakin relevan dan terpercaya sebuah halaman, maka semakin tinggi peluangnya untuk muncul di posisi teratas ranking Google.
Jika situs kamu berhasil masuk ke halaman pertama, terutama posisi #1, manfaatnya luar biasa. Dari peningkatan traffic organik, visibilitas yang lebih luas, hingga potensi konversi yang signifikan, semuanya bisa kamu dapatkan lewat optimasi ranking SEO yang tepat.
Top 10 Faktor Google Ranking yang Perlu Diketahui
Untuk bisa bersaing dan naik peringkat di Google Search Ranking, terutama di tengah masa depan SEO yang terus berkembang, Anda perlu memahami faktor-faktor utama yang menjadi penentu. Berikut ini adalah 10 elemen penting yang memiliki dampak besar terhadap peringkat situs Anda—urutannya sudah diacak, mulai dari yang umum hingga teknis:
1. Kualitas Konten
Konten adalah raja, dan Google sangat menyukai artikel yang informatif, orisinal, dan memberi nilai tambah bagi pembaca. Pastikan tulisan Anda menjawab kebutuhan audiens, bukan sekadar mengulang kata kunci.
2. Backlink Berkualitas
Tautan dari situs lain yang mengarah ke website Anda menunjukkan bahwa konten Anda layak dipercaya. Tapi ingat, kualitas lebih penting daripada kuantitas—satu backlink dari situs otoritatif lebih berharga daripada puluhan dari situs spam.
3. Core Web Vitals
Kecepatan loading, stabilitas tampilan saat dimuat, dan interaktivitas halaman adalah bagian dari Core Web Vitals. Ini merupakan metrik vital yang langsung memengaruhi pengalaman pengguna dan posisi Anda di hasil pencarian.
4. Otoritas Domain
Google mempertimbangkan seberapa kredibel situs Anda secara keseluruhan. Semakin banyak konten berkualitas dan backlink alami yang Anda miliki, semakin tinggi otoritas domain Anda.
5. Optimasi Kata Kunci
Gunakan kata kunci dengan cerdas. Tempatkan secara alami di judul, subjudul, meta deskripsi, dan isi artikel tanpa terkesan dipaksakan.
6. Teknis SEO
Hal-hal seperti struktur URL, sitemap XML, keamanan HTTPS, hingga kecepatan server juga memengaruhi performa SEO. Pastikan semua aspek teknis situs Anda sehat dan optimal.
7. User Experience (UX)
Pengalaman pengguna yang mulus dan menyenangkan—mulai dari navigasi yang mudah hingga desain yang mobile-friendly—akan mendorong waktu kunjungan yang lebih lama dan bounce rate yang lebih rendah.
8. Schema Markup
Dengan menggunakan schema markup, Anda membantu Google memahami konteks konten Anda lebih baik. Ini bisa membuat tampilannya di hasil pencarian lebih menarik dengan rich snippets.
9. Social Signals
Meski tidak secara langsung memengaruhi ranking, sinyal dari media sosial (seperti share, like, atau mention) tetap menjadi indikator penting tentang seberapa populer konten Anda.
10. Brand Signals
Google memperhatikan seberapa sering merek Anda disebut secara online. Konsistensi brand di berbagai platform bisa memperkuat sinyal kepercayaan dan reputasi situs Anda.
205 Faktor Penting yang Mempengaruhi Google Ranking di 2025
Dalam dunia digital yang makin kompetitif, memahami bagaimana cara kerja ranking di Google adalah kunci untuk menonjol. Apalagi Google terus mengubah dan memperbarui algoritmanya dari waktu ke waktu. Nah, kalau Anda ingin tahu apa saja yang bikin website bisa tampil di halaman pertama hasil pencarian, ini dia sederet faktor yang perlu diperhatikan:
1. Usia Domain
Banyak ahli SEO percaya bahwa domain yang sudah lama aktif lebih “dipercaya” Google. Tapi, menurut Google sendiri, usia domain tidak terlalu berpengaruh signifikan.
2. Keyword di Nama Domain
Memasukkan kata kunci dalam nama domain sekarang tidak lagi sekuat dulu, tapi masih memberikan sedikit sinyal relevansi bagi mesin pencari.
3. Keyword di Subdomain
Menggunakan kata kunci pada subdomain bisa membantu Google memahami konteks situs Anda, meskipun pengaruhnya tidak sebesar konten utama.
4. Riwayat Domain
Kalau sebuah domain sering berpindah tangan atau sempat kena penalti, reputasinya bisa jadi rusak dan berpengaruh pada ranking.
5. Private WHOIS
Penggunaan WHOIS yang disembunyikan bisa membuat Google curiga, terutama jika dikombinasikan dengan sinyal-sinyal mencurigakan lainnya.
6. Ekstensi Domain Lokal
Pakai domain dengan kode negara seperti .id atau .my bisa bantu situs Anda lebih relevan untuk pencarian lokal, tapi bisa membatasi cakupan global.
7. Keyword di Judul Halaman
Judul masih jadi salah satu elemen penting dalam SEO. Kata kunci yang muncul di awal judul bahkan cenderung punya performa lebih baik.
8. Deskripsi Meta
Meski tidak langsung mempengaruhi ranking, deskripsi yang mengandung kata kunci bisa meningkatkan klik, dan itu jadi sinyal ke Google bahwa halaman Anda relevan.
9. H1 Tag
Tag H1 itu ibarat “judul kedua” setelah title tag. Gunakan kata kunci di sini untuk bantu Google memahami topik halaman Anda.
10. Panjang Konten
Konten yang mendalam dan menyeluruh lebih disukai Google. Artikel yang berada di peringkat atas biasanya punya sekitar 1.400 kata atau lebih.
11. TF-IDF dan LSI Keywords
Google melihat seberapa sering kata tertentu muncul dalam konten (TF-IDF) dan apakah Anda menggunakan variasi kata (LSI) untuk memperkaya konteks.
12. Struktur yang Rapi (H2, H3, dan ToC)
Gunakan heading seperti H2 dan H3 untuk membuat konten mudah dibaca dan dipahami Google. Table of Contents (Daftar Isi) juga bisa bantu pembaca dan mesin pencari.
13. Kecepatan Loading
Google menggunakan data nyata dari pengguna Chrome untuk menilai kecepatan halaman. Halaman yang lemot? Siap-siap ditinggal pengunjung dan mesin pencari.
14. Konten Terbaru
Google suka konten yang up-to-date. Konten yang sering diperbarui atau memiliki update signifikan bisa mendapat nilai plus, terutama untuk topik yang sensitif terhadap waktu.
15. Kesesuaian Topik
Apakah konten Anda benar-benar membahas topik yang dicari pengguna? Jika ya, Google akan menganggapnya lebih relevan dan menaikkan posisinya.
16. Kualitas Gambar dan Optimasi
Jangan lupakan gambar! Beri nama file yang relevan, tambahkan alt text, dan pastikan gambar bisa dimuat dengan cepat.
17. Mobile-Friendly dan User Experience
Di era mobile-first index, tampilan dan kenyamanan pengguna di perangkat seluler adalah segalanya. Desain yang responsif dan navigasi yang mudah jadi faktor penting.
18. Konten Tersembunyi
Hindari menyembunyikan informasi penting di balik tab atau menu tersembunyi, apalagi di tampilan mobile. Google mungkin tidak mengindeksnya dengan maksimal.
19. Outbound Link Berkualitas
Tautkan ke situs otoritatif untuk menunjukkan bahwa konten Anda tepercaya dan terhubung dengan sumber yang relevan.
20. Multimedia
Video, gambar, infografis, dan elemen visual lainnya bisa memperkaya pengalaman pengguna dan membuat halaman Anda tampil lebih menarik.
21. Jumlah dan Kualitas Internal Link
Semakin banyak internal link yang mengarah ke satu halaman, semakin tinggi pula bobot pentingnya halaman itu di mata Google.
22. Broken Link
Tautan yang rusak bisa bikin reputasi situs Anda turun. Google bisa menganggap situs Anda tidak terurus jika terlalu banyak link yang error.
23. Kualitas Tulisan
Tata bahasa dan ejaan yang rapi mencerminkan kualitas. Artikel yang penuh typo bisa dianggap asal-asalan.
24. Kesesuaian Entitas
Google kini bisa mengenali entitas dalam pencarian. Jika konten Anda cocok dengan maksud pencarian pengguna, ranking-nya bisa terdongkrak.
25. Konten Duplikat
Jangan copy-paste! Konten yang sama persis, bahkan dengan sedikit modifikasi, bisa jadi bumerang bagi visibilitas Anda.
26. Rel=Canonical
Gunakan tag ini untuk memberi tahu Google versi mana dari halaman Anda yang harus dianggap utama dan menghindari penalti karena duplikat.
27. Frekuensi Update Halaman
Bukan cuma seberapa baru konten Anda, tapi seberapa sering Anda memperbaruinya juga jadi pertimbangan Google dalam menilai kualitas.
28. Penempatan Keyword
Meletakkan kata kunci di 100 kata pertama konten bisa jadi sinyal kuat bahwa halaman Anda benar-benar membahas topik tersebut.
29. Kepadatan Outbound Link
Terlalu banyak tautan keluar bisa bikin halaman Anda kehilangan kekuatan SEO. Gunakan dengan bijak.
30. Konten di Balik Tab
Google mungkin mengabaikan konten yang tidak langsung terlihat. Pastikan informasi penting tetap terbuka.
31. Grammar & Typo
Konten yang ditulis dengan baik memberi kesan profesional. Google juga lebih suka yang rapi.
32. Validasi HTML
Struktur kode HTML yang bersih dan bebas error bisa jadi indikator kualitas teknis situs Anda.
33. Domain Authority
Halaman dari domain yang punya otoritas tinggi lebih mudah naik ke puncak hasil pencarian.
34. PageRank
Walau tak sepenuhnya transparan, otoritas dari halaman tertentu bisa memengaruhi ranking-nya secara signifikan.
35. Konten Asli
Google menilai orisinalitas. Konten yang disalin dari tempat lain bisa tak diindeks atau bahkan dikenai penalti.
36. Struktur Data dan Schema Markup
Menggunakan schema bisa bantu Google memahami isi halaman, dan kadang menampilkan rich snippets di hasil pencarian.
37. AMP (Accelerated Mobile Pages)
Walaupun bukan faktor utama lagi, AMP bisa berguna untuk hasil pencarian berita di perangkat mobile.
38. Sinyal dari Sosial Media
Jumlah share, like, atau komentar bukan penentu langsung, tapi bisa menunjukkan popularitas dan relevansi konten.
39. Tingkat Keterbacaan
Konten yang mudah dibaca cenderung disukai pengguna, dan bisa berdampak positif pada waktu kunjungan dan interaksi.
40. Penggunaan Multimedia
Selain gambar, video atau audio juga bisa memperkaya konten dan membuatnya lebih informatif.
41. Jumlah Halaman yang Dihubungkan
Semakin banyak halaman di website Anda yang saling terhubung, semakin baik struktur SEO-nya.
42. Internal Link Berkualitas
Link dari halaman yang punya otoritas tinggi dalam satu situs akan memberi pengaruh lebih kuat dibanding link dari halaman biasa.
43. Situs Mobile-Friendly
Desain website yang responsif adalah keharusan. Google tidak memberi tempat untuk situs yang bikin pengguna mobile kesal.
44. Kesesuaian Tema Link Keluar
Tautan yang nyambung dengan isi konten bisa memperkuat sinyal relevansi dari halaman tersebut.
45. Tingkat Interaksi Pengguna
Apakah pengunjung betah membaca sampai habis atau langsung kabur? Ini bisa jadi sinyal untuk menentukan apakah konten Anda bermanfaat.
46. Struktur Heading
Gunakan heading dengan benar dan sesuai hierarki. Ini membantu Google memahami struktur dan konten halaman Anda.
47. Halaman dengan Konten Lengkap
Lebih dari sekadar panjang, konten yang menjawab pertanyaan pengguna secara menyeluruh akan lebih dihargai.
48. Link Afiliasi
Boleh pakai, tapi jangan berlebihan. Terlalu banyak link afiliasi bisa membuat konten dianggap komersial dan “tipis”.
49. Error di Kode HTML
Semakin rapi dan bebas error, semakin baik. Situs yang kacau secara teknis bisa mengganggu pengalaman pengguna dan pengindeksan Google.
50. Konten Interaktif
Kalkulator, peta, kuis, dan fitur interaktif lainnya bisa membuat halaman lebih engaging, dan itu jadi nilai plus!
51. Panjang URL
URL yang terlalu panjang bisa berdampak negatif pada performa SEO. URL pendek dan rapi justru lebih disukai mesin pencari.
52. Letak Halaman di Situs
Semakin dekat posisi halaman dengan homepage, semakin besar peluangnya mendapat otoritas lebih dari Google.
53. Editor Manusia
Ada kemungkinan Google menggunakan editor manusia untuk meninjau dan mempengaruhi hasil pencarian, meski belum dikonfirmasi.
54. Kategori Halaman
Penempatan halaman di kategori yang relevan bisa membantu meningkatkan relevansi di mata mesin pencari.
55. Kata Kunci di URL
Meskipun hanya faktor kecil, menyertakan keyword di URL tetap memberi sinyal relevansi.
56. Struktur URL
Struktur URL yang baik agar google bisa membaca kategori yang muncul di URL sebagai sinyal topik halaman tersebut.
57. Referensi dan Sumber
Menyertakan referensi berkualitas dapat memberi kesan konten yang terpercaya dan bernilai.
58. Daftar Poin atau Nomor
Menggunakan bullet dan angka bikin konten lebih mudah dibaca dan berpotensi disukai Google.
59. Prioritas di Sitemap
Halaman yang diberi prioritas lebih tinggi dalam sitemap bisa berpeluang mendapat peringkat lebih baik.
60. Terlalu Banyak Link Keluar
Link yang berlebihan bisa bikin halaman jadi kurang fokus dan membingungkan pembaca.
61. Sinyal UX dari Kata Kunci Lain
Jika halaman tersebut juga muncul untuk kata kunci lain, Google bisa menilai konten itu berkualitas.
62. Usia Halaman
Halaman lama yang terus diperbarui bisa lebih unggul dari halaman baru.
63. Tata Letak yang Ramah Pengguna
Layout yang memudahkan pengguna menemukan konten utama bisa meningkatkan penilaian Google.
64. Domain Pasif
Domain yang tidak digunakan secara aktif punya visibilitas lebih rendah di mesin pencari.
65. Konten yang Bermanfaat
Google bisa membedakan konten “berkualitas” dengan konten yang “berguna” dan lebih memilih yang benar-benar bermanfaat.
66. Nilai dan Wawasan Unik
Google tak segan menurunkan peringkat situs yang tidak menyajikan sesuatu yang baru atau bermanfaat.
67. Halaman Kontak
Situs dengan informasi kontak yang lengkap dan konsisten lebih dipercaya oleh Google.
68. TrustRank
Tingkat kepercayaan terhadap domain bisa sangat mempengaruhi peringkat situs di hasil pencarian.
69. Arsitektur Situs Website
Struktur situs website yang rapi memudahkan Google memahami dan menjelajahi halaman-halaman di dalamnya.
70. Pembaruan Situs
Menambahkan konten baru atau memperbarui halaman secara rutin dapat menjaga kesegaran situs.
71. Sitemap
Sitemap mempermudah Google dalam mengindeks halaman-halaman di situs.
72. Waktu Aktif Situs
Situs yang sering down atau tidak dapat diakses bisa mengalami penurunan peringkat atau bahkan terhapus dari indeks.
73. Lokasi Server
Lokasi fisik server dapat mempengaruhi hasil pencarian berdasarkan lokasi pengguna.
74. Sertifikat SSL
Situs HTTPS mendapat sedikit keuntungan SEO dibandingkan situs HTTP biasa.
75. E-E-A-T
E-E-A-T: Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness — tiga nilai penting yang dicari Google, terutama untuk konten kesehatan dan keuangan.
76. Meta Information Duplikat
Informasi meta yang sama di banyak halaman dapat merugikan visibilitas seluruh situs.
77. Navigasi Breadcrumb
Memudahkan pengunjung dan Google mengetahui posisi halaman dalam struktur situs.
78. Optimasi Mobile
Google menghargai situs yang responsif dan nyaman diakses lewat perangkat seluler.
79. YouTube
Video dari YouTube cenderung diutamakan dalam hasil pencarian karena merupakan milik Google sendiri.
80. Kemudahan Navigasi
Situs yang sulit digunakan akan membuat pengguna cepat pergi dan menurunkan sinyal kualitas di mata Google.
81. Google Analytics & Search Console
Walau tak berdampak langsung, penggunaan dua alat ini membantu Google memahami kinerja situs.
82. Ulasan Pengguna
Reputasi situs berdasarkan review online bisa menjadi indikator kepercayaan dan kualitas.
83. Core Web Vitals
Kecepatan, responsivitas, dan stabilitas visual halaman menjadi faktor penting dalam peringkat.
84. Usia Domain yang Memberi Backlink
Link dari domain lama biasanya lebih kuat daripada dari domain baru.
85. Jumlah Domain Pengarah
Banyaknya domain berbeda yang memberi backlink sangat memengaruhi ranking di Google.
86. IP Kelas C yang Berbeda
Backlink dari IP berbeda menunjukkan jangkauan luas dan sinyal alami.
87. Jumlah Halaman yang Memberi Link
Banyaknya halaman yang menautkan, meskipun dari domain yang sama, bisa menambah kekuatan.
88. Anchor Text
Kata-kata yang dipakai dalam link memberi sinyal isi halaman tujuan.
89. Alt Text pada Gambar
Teks alternatif pada gambar bisa dibaca Google seperti anchor text untuk link biasa.
90. Link dari Domain Edu/Gov
Meskipun Google menyangkalnya, banyak yang percaya link dari domain ini punya bobot lebih.
91. Otoritas Halaman Pemberi Link
Link dari halaman berkualitas tinggi lebih berpengaruh daripada dari halaman biasa.
92. Otoritas Domain Pemberi Link
Domain dengan reputasi tinggi memberikan nilai link yang lebih besar.
93. Link dari Pesaing
Mendapat backlink dari kompetitor di SERP bisa memperkuat posisi untuk kata kunci tersebut.
94. Link dari Situs Lain
Ada anggapan Google baru percaya situs kita kalau sudah dapat link dari situs-situs terpercaya di industri tertentu.
95. Link dari Situs Berkualitas Rendah
Backlink dari situs spam bisa merusak reputasi dan peringkat.
96. Guest Post
Link dari artikel tamu masih punya nilai, tapi harus hati-hati agar tidak dianggap spam.
97. Link dari Iklan
Google menyarankan link dari iklan harus diberi atribut nofollow atau sponsored.
98. Link ke Homepage
Link ke halaman utama domain kadang dinilai lebih kuat dan bisa meningkatkan otoritas keseluruhan.
99. Link Nofollow
Meski disebut “tidak diikuti”, dalam beberapa kasus Google tetap mempertimbangkannya.
100. Ragam Jenis Backlink
Backlink yang datang dari berbagai sumber menunjukkan profil link yang alami dan aman di mata Google.
101. Posisi Link dalam Konten
Link yang berada di tengah-tengah konten lebih kuat daripada yang ada di footer atau sidebar.
102. TrustRank Link
Link dari situs yang punya tingkat kepercayaan tinggi (TrustRank) akan membawa pengaruh lebih besar.
103. Pengunjung Setia
Jumlah pengunjung yang kembali secara rutin bisa menjadi sinyal positif di mata Google.
104. Contextual Link
Link yang tertanam langsung di dalam isi paragraf (contextual link) lebih kuat daripada link lain.
105. Link dari Situs Otoritatif
Mendapat link dari situs berotoritas tinggi punya dampak besar terhadap ranking.
106. Anchor Text Internal Link
Teks anchor di link internal tetap penting sebagai sinyal relevansi.
107. Sitewide Link
Link yang muncul di semua halaman hanya dihitung satu kali oleh Google.
108. Penggunaan Schema Markup
Memakai Schema.org bisa membantu Google memahami struktur halaman dan meningkatkan CTR.
109. Penargetan Lokal
Menggunakan domain lokal (.id) dan hosting lokal bisa membantu SEO lokal.
110. Reciprocal Links
Tukar-menukar link secara berlebihan dianggap praktik manipulatif oleh Google.
111. Link Awal Paragraf
Link yang muncul di awal paragraf biasanya dianggap lebih penting.
112. CTR Kata Kunci
Click Through Rate (CTR) untuk kata kunci tertentu bisa memengaruhi peringkat halaman.
113. Umur Link
Link yang sudah lama eksis lebih dipercaya daripada link yang baru dibuat.
114. Jumlah Komentar
Banyaknya komentar di halaman menunjukkan konten melibatkan pengguna dan dianggap relevan.
115. Terlalu Banyak Redirect
Banyaknya penggunaan redirect 301 bisa mengurangi kekuatan PageRank.
116. Link dari Niche Terkait
Link dari situs dengan topik serupa punya nilai SEO lebih tinggi.
117. Dwell Time
Lama waktu pengunjung berada di halaman menunjukkan kualitas dan relevansi konten.
118. Link dari Wikipedia
Meski bersifat nofollow, link dari Wikipedia masih dianggap bernilai tinggi.
119. Riwayat Pencarian Pengguna
Hasil pencarian bisa dipersonalisasi berdasarkan pencarian sebelumnya.
120. Link dari UGC
Google bisa membedakan link yang berasal dari pengguna (UGC) dan dari pemilik situs.
121. Title Link Hover
Title link yang muncul saat hover bisa memberikan sinyal tambahan (meski kecil).
122. Bookmark di Chrome
Halaman yang sering dibookmark menunjukkan bahwa konten tersebut disukai pengguna.
123. Link dari Situs Nyata
Backlink dari situs aktif dan nyata lebih dihargai daripada dari blog spam otomatis.
124. Positive Link Velocity
Pertumbuhan jumlah backlink yang konsisten bisa bantu naikkan ranking.
125. Relevansi Halaman Sumber Link
Halaman yang relevan dengan topik konten akan memperkuat nilai link.
126. CTR Keseluruhan Situs
CTR secara umum di semua kata kunci mempengaruhi penilaian kualitas situs.
127. Banyak Link Keluar
Terlalu banyak link keluar bisa mengurangi nilai PageRank yang diteruskan.
128. Kunjungan Berulang
Situs yang sering dikunjungi lebih sering muncul di pencarian personal.
129. Redirect 301 vs Link Langsung
Redirect 301 tetap memberi link juice tapi lebih lemah dibanding link langsung.
130. Link dari Domain Lokal
Domain dengan kode negara seperti .id bisa bantu ranking di wilayah tertentu.
131. Relevansi Kata di Halaman Link
Jika kata kunci ada di halaman sumber link, nilai relevansinya meningkat.
132. Data Chrome untuk Popularitas
Google menggunakan data dari browser Chrome untuk melihat popularitas situs.
133. Kualitas Tulisan dan Link
Link dari artikel berkualitas lebih berpengaruh daripada dari konten buruk.
134. Natural Link Profile
Profil backlink yang alami lebih tahan terhadap penalti Google.
135. Diversitas Hasil Pencarian
Untuk kata kunci ambigu, Google akan tampilkan hasil dari berbagai sumber.
136. Link dari “Topic Hub”
Link dari halaman pusat informasi atau referensi punya bobot tinggi.
137. Link dari Forum
Backlink dari forum sering kali dianggap lemah karena potensi spam.
138. Konteks Sekitar Link
Kata-kata di sekitar link membantu Google memahami topik link tersebut.
139. Bounce Rate
Bounce rate tinggi bisa memberi sinyal negatif tentang kualitas konten.
140. Faktor Featured Snippet
Panjang konten, format, otoritas, dan HTTPS memengaruhi peluang muncul di featured snippet.
141. Rel Sponsored dan UGC
Link dengan atribut rel=”sponsored” atau rel=”UGC” diberi perlakuan berbeda oleh Google.
142. Fitur Blocked Site
Fitur ini mungkin sudah dihapus, tapi pernah jadi sinyal kualitas konten.
143. Panjang Artikel dan Link
Link dari artikel panjang lebih dihargai karena biasanya lebih informatif.
144. Penalti DMCA
Halaman yang kena aduan DMCA bisa diturunkan peringkatnya di SERP.
145. Query Deserves Freshness
Untuk topik yang butuh pembaruan cepat, Google prioritaskan konten baru.
146. SafeSearch dan Konten Kasar
Konten dewasa atau kasar tidak ditampilkan saat SafeSearch aktif.
147. Standar Ketat untuk YMYL
Topik YMYL (Your Money or Your Life) harus punya konten yang sangat kredibel.
148. Pogosticking
Jika pengguna cepat kembali ke hasil pencarian, itu bisa sinyal bahwa halaman tak memuaskan.
149. Penurunan Backlink
Jika jumlah backlink menurun drastis, Google bisa menilai situs sedang kehilangan reputasi.
150. Format Konten dan Link
Format konten (seperti listicle, tutorial) bisa memengaruhi seberapa kuat link dianggap.
151. Keanekaragaman Domain
Update “Bigfoot” memungkinkan lebih banyak domain tampil dalam satu halaman hasil pencarian.
152. Transactional Searches
Google memberikan hasil yang berbeda untuk kata kunci berorientasi belanja, seperti pencarian tiket pesawat.
153. Hasil Pencarian Lokal
Untuk pencarian lokal, hasil dari Google Maps atau bisnis lokal sering tampil di atas hasil organik biasa.
154. Top Stories Box
Kata kunci tertentu akan memicu munculnya kotak berita terpopuler di halaman hasil.
155. Big Brand Preference
Update Vince memberikan dorongan peringkat kepada merek besar untuk kata kunci tertentu.
156. Hasil Belanja (Shopping Results)
Google menampilkan hasil Google Shopping dalam pencarian organik untuk kata kunci produk.
157. Hasil Gambar
Gambar dari Google Image Search kadang muncul di hasil pencarian biasa.
158. Easter Egg Google (Easter Egg Results)
Contoh unik: pencarian “Atari Breakout” di Google Image akan mengubah tampilan menjadi permainan.
159. Hasil Satu Situs untuk Merek
Kata kunci berbasis merek sering menampilkan beberapa halaman dari situs yang sama.
160. Update Payday Loans
Algoritma khusus yang dirancang untuk membersihkan kueri sangat spammy.
161. Teks Anchor Berbasis Merek
Teks anchor menggunakan nama merek merupakan sinyal kuat pengenal merek.
162. Pencarian Nama Merek (Branded Searches)
Jika banyak orang mencari merek Anda, itu menjadi sinyal kepercayaan bagi Google.
163. Pencarian Merek + Kata Kunci
Gabungan pencarian merek dan kata kunci dapat meningkatkan peringkat Anda untuk kata kunci umum.
164. Halaman Facebook dan Jumlah Like
Merek yang kuat biasanya memiliki halaman Facebook dengan banyak pengikut.
165. Profil Twitter Aktif
Jumlah pengikut Twitter yang tinggi bisa jadi indikasi merek populer.
166. Halaman LinkedIn Resmi
Bisnis asli cenderung memiliki halaman LinkedIn perusahaan yang aktif.
167. Otoritas Penulis Terverifikasi
Konten yang terhubung ke profil online terverifikasi cenderung lebih tinggi dalam hasil pencarian.
168. Keaslian Akun Media Sosial
Google membedakan antara akun media sosial asli dan palsu berdasarkan interaksi.
169. Brand Mentions on Top Stories
Merek besar sering muncul dalam artikel berita utama, bahkan kadang punya feed sendiri.
170. Penyebutan Merek Tanpa Tautan
Merek yang disebutkan tanpa tautan tetap dihitung sebagai sinyal pengenal merek.
171. Lokasi Fisik Bisnis (Brick and Mortar Location)
Keberadaan fisik kantor bisnis menjadi indikator legitimasi sebuah merek.
172. Panda Penalty
Konten berkualitas rendah atau situs content farm bisa kehilangan visibilitas karena penalti Panda.
173. Tautan ke Situs Spam
Tautan ke situs seperti farmasi atau pinjaman ilegal bisa merugikan reputasi Anda.
174. Redirect yang Menipu
Redirect yang tidak jujur bisa menyebabkan penalti berat atau deindeks.
175. Iklan Pop-up yang Mengganggu
Pop-up dan iklan mencolok dianggap sebagai ciri situs berkualitas rendah.
176. Pop-up Layar Penuh di Mobile
Google menghukum situs yang menampilkan pop-up layar penuh di perangkat seluler.
177. Optimasi Berlebihan
Taktik seperti keyword stuffing dan penggunaan heading berlebihan bisa berdampak negatif.
178. Konten Omong Kosong
Google bisa mengenali konten yang tidak bermakna atau hasil putaran otomatis.
179. Doorway Pages
Google menolak halaman yang hanya menjebak pengguna dan mengarahkan ke halaman lain.
180. Iklan di Atas Lipatan (Ads Above the Fold)
Situs dengan terlalu banyak iklan di atas lipatan akan terkena penalti oleh Page Layout Algorithm.
181. Menyembunyikan Tautan Afiliasi
Cloaking atau menyembunyikan tautan afiliasi terlalu jauh bisa berujung penalti.
182. Update Fred
Serangkaian update untuk situs berkonten rendah yang lebih mementingkan pendapatan daripada pengguna.
183. Situs Afiliasi (Affiliate Sites)
Google memperketat pengawasan terhadap situs yang didominasi tautan afiliasi.
184. Konten Buatan Otomatis (Autogenerated Content)
Konten hasil mesin atau program otomatis bisa menyebabkan penalti atau deindeks.
185. Manipulasi PageRank Berlebihan
Menggunakan nofollow ke semua tautan keluar dianggap sebagai manipulasi.
186. IP yang Ditandai Spam
Jika alamat IP server Anda ditandai spam, situs Anda juga bisa terdampak.
187. Spam Meta Tag
Keyword stuffing pada tag meta title dan description bisa dikenai penalti.
188. Situs yang Terhack
Situs yang diretas bisa langsung dihapus dari indeks pencarian oleh Google.
189. Lonjakan Tautan Tak Alami
Google mencurigai lonjakan mendadak tautan sebagai upaya manipulasi ranking.
190. Penalti Penguin (Penguin Penalty)
Fokus pada tautan berkualitas buruk, algoritma ini bisa menurunkan visibilitas situs.
191. Persentase Tautan Berkualitas Rendah
Tautan dari komentar blog dan forum bisa dilihat sebagai praktik SEO hitam.
192. Tautan dari Situs Tak Relevan
Tautan dari situs dengan topik berbeda dapat menyebabkan penalti manual.
193. Unnatural Links Warning
Google mengirim peringatan jika mendeteksi tautan mencurigakan, sering diikuti penurunan ranking.
194. Low-Quality Directory Links
Backlink dari direktori buruk bisa berdampak negatif pada peringkat.
195. Widget Links
Tautan otomatis dari widget yang disematkan pengguna bisa dianggap manipulatif.
196. Tautan dari IP Kelas C Sama
Google dapat mengidentifikasi jaringan tautan dari server dengan IP serupa.
197. Anchor Text “Beracun” (Poison Anchor Text)
Anchor text dengan kata seperti “viagra” bisa jadi tanda situs Anda telah disusupi.
198. Unnatural Link Spike
Google dapat menilai apakah lonjakan backlink terjadi secara alami atau manipulatif.
199. Article Directory & Press Release Links
Strategi ini kini dianggap sebagai skema tautan oleh Google.
200. Tindakan Manual Google (Manual Actions)
Sanksi langsung dari tim Google biasanya karena praktik manipulatif seperti link building hitam.
201. Selling Link yang Merugikan
Google bisa menurunkan peringkat situs yang ketahuan menjual link karena dianggap curang.
202. Google Sandbox: Pembatasan untuk Situs Baru
Situs baru yang tiba-tiba dapat banyak link biasanya dibatasi dulu agar tidak langsung naik peringkat.
203. Reconsideration Request
Jika situs kena penalti, bisa minta Google tinjau ulang agar peringkat kembali normal.
204. Google Dance
Peringkat situs kadang naik turun sementara saat Google mengecek apakah ada manipulasi.
205. Disavow Tool
Alat ini membantu mengabaikan link spam yang bisa merugikan peringkat situs.
Kuasai Google Search Ranking dengan Strategi yang Tepat
Memahami apa itu Google ranking dan menerapkan lebih dari 200+ faktor Google ranking bukanlah tugas yang mudah, apalagi dengan algoritma yang terus berkembang. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Dengan pendekatan yang tepat dan strategi yang terukur, posisi di halaman pertama ranking Google bisa Anda raih, bahkan untuk kata kunci kompetitif. Inilah pentingnya memahami keseluruhan ekosistem ranking SEO secara menyeluruh.
Jika Anda ingin fokus pada pertumbuhan bisnis tanpa harus pusing dengan teknis SEO yang kompleks, Toprank Indonesia hadir sebagai solusi terbaik. Sebagai penyedia jasa SEO profesional, kami membantu bisnis seperti Anda menembus Page 1 Google dengan strategi SEO yang terbukti meningkatkan trafik dan penjualan.
Tidak hanya fokus pada peringkat, tapi juga hasil nyata—peningkatan konversi dan keuntungan bisnis Anda. Percayakan optimasi website Anda pada Toprank Indonesia, dan buktikan sendiri bagaimana Google search ranking bisa jadi pendorong utama kesuksesan digital Anda.